Mediaumat.id – Peneliti dari Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Hatta menyatakan kenaikan harga LPG nonsubsidi akan memukul daya beli masyarakat.
“Nah, artinya jelas itu akan memukul apa? Akan memukul daya beli masyarakat,” tuturnya dalam acara Kabar Petang: Masyarakat Masih Susah, Harga LPG Nonsubsidi kok Naik? Rabu (13/7/2022) di kanal Youtube Khilafah News.
Menurutnya, paling tidak yang akan terpukul adalah masyarakat kelas menengah yang rentang belanjanya antara Rp200 ribu sampai dengan Rp20 ribu rupiah.
Ia mengutip hasil riset yang dilakukan oleh IDEAS (Institute for Demographic and Poverty Studies), yang membagi struktur belanja masyarakat menjadi tiga kelompok. Ada kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.
“(Per hari) kelas bawah itu antara 20 ribu sampai dengan 7.500 ke bawah. Kalau kelas menengah itu antara 200 ribu sampai 20 ribu, itu rentang belanjanya. Kalau kelas atas itu 200 ribu sampai 500 ribu ke atas,” kutipnya.
Nah, lanjutnya, yang disubsidi itu yang kemudian mendapat bantuan langsung tunai dan seterusnya. “Itu kan hanya kelas miskin yang dianggap pemerintah itu, pendapatannya tidak lebih dari 500 ribu rupiah (per bulan),” ungkapnya.
Hatta menguraikan 500 ribu rupiah itu kalau kita bagi 30 hari hanya sekitar 17 ribu sampai 18 ribu dalam sehari. “17 ribu dalam sehari itu tidak lebih dari 6 ribu per hari untuk makan kalau kita bagi menjadi tiga kali makan, sekitar 6 ribu saja, satu kali makan. Jadi ini ya, kelas bawah yang seperti itu yang dibantu,” imbuhnya.
“Artinya, hanya sekitar berapa yang dibantu itu? Tidak lebih dari 30 juta orang yang dibantu dengan bantuan langsung tunai itu, tidak lebih. Dengan beragam jenis bantuan itu. Adapun yang kelas menengah, itu kan tidak mendapat bantuan yang seperti tersebut,” ujarnya.
Bagi yang rentang belanja 200 ribu sampai 100 ribu, ucap Hatta, mungkin relatif tidak terpukul daya belinya. “Tapi bagaimana dengan yang 50 ribu ke bawah kategori belanjanya? Itu jelas akan terpukul daya belinya,” tandasnya.
Jadi ini (LPG nonsubsidi), sudah naik 6 ribu per kilo gram. “Jelas, kalau kemudian apakah akan memukul daya beli masyarakat. Jelas akan memukul,” tegasnya.
Terlebih kemudian, kata Hatta, pandemi belum selesai 100 persen. Menurutnya, saat pandemi itu, belanja masyarakat sudah sangat terbebani.
“Dari sisi belanja, masyarakat itu sudah semakin membesar. Semakin harus banyak yang dibelanjakan.
Tadinya, Hatta melanjutkan, tidak harus belanja kesehatan, sekarang belanja kesehatan itu sangat besar, ” Itu satu,” ucapnya. Yang kedua, dari sisi pendapatan, relatif lebih berkurang.[] ‘Aziimatul Azka