Mediaumat.id – Peneliti Forum Kajian dan Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak memprediksi tahun 2023 berpeluang terjadi resesi. “Prediksi resesi 2023 memang berpeluang terjadi karena beberapa motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi global yaitu Cina, AS, dan Uni Eropa sedang menghadapi tekanan,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Jumat (7/10/2022).
Menurutnya, hal ini terlihat dari AS dengan kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan Uni Eropa yang menghadapi masalah inflasi akibat mahalnya harga energi. “Cina juga mengalami masalah krisis sektor properti dan masalah pandemi Covid yang belum tuntas,” ungkapnya.
Ishak juga mengatakan, sistem ekonomi kapitalisme adalah sistem yang rapuh, yang mengandung cacat pada dirinya. “Resesi itu bersifat siklikal yang terjadi secara permanen terjadi setiap kali negara mengalami pemanasan, yaitu kegiatan ekonomi yang didorong oleh spekulasi di berbagai sektor seperti properti dan komoditas, yang berujung pada gelembung ekonomi,” ujarnya.
“Gelembung itu kemudian pecah atau dikempiskan dengan pengetatan moneter, yang kemudian menyebabkan resesi atau bahkan depresi,” tambahnya.
Untuk mengatasi hal ini, kata Ishak, solusinya adalah kembali kepada sistem Islam secara komprehensif di bawah institusi Khilafah Islam. Sistem tersebut nantinya akan menerapkan sistem ekonomi Islam, menghapus praktik ribawi, praktik spekulasi dan penimbunan harta, menggunakan mata uang emas dan perak dan sebagainya. “Dengan demikian, ekonomi tidak hanya tumbuh tinggi, kuat, dan stabil, tetapi juga terdistribusi dengan baik,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it