Fajar Menyingkap Kegelapan Malam Mengungkap Kebenaran Perjuangan Kolonial Inggris-Amerika atas Sudan

Khartoum, Sudan (15 Desember 2024) — Menanggapi upaya agen-agen Inggris dalam Komite Koordinasi yang berusaha mendirikan apa yang mereka sebut “pemerintahan di pengasingan” untuk memposisikan diri mereka sebagai pesaing terhadap agen-agen Amerika dalam perebutan kekuasaan di Sudan, Utusan Khusus AS untuk Sudan, Tom Perriello, mengungkapkan keprihatinannya pada Sabtu, 7 Desember 2024, di Platform X: “Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan dari beberapa faksi dan individu Sudan yang mengadvokasi deklarasi struktur pemerintahan baru yang dideklarasikan secara sepihak di Sudan. Tindakan seperti itu akan sangat mengganggu stabilitas kawasan dan berisiko memecah belah Sudan.”

Perjuangan kolonial yang intens antara Inggris dan Amerika atas Sudan semakin terlihat jelas, dengan agen-agen militer dan sipil masing-masing negara bertindak untuk mencapai tujuan mereka. Perjuangan ini telah menjadi semakin nyata dan tidak bisa lagi disangkal oleh siapa pun, kecuali mereka yang menutup mata dan hati mereka dari kenyataan yang ada.

Amerika Serikat, yang dianggap sebagai pihak yang memicu perang di Sudan dengan tujuan menggagalkan Perjanjian Kerangka Kerja dan menggulingkan pengaruh politik agen-agen Inggris, berusaha keras untuk menghalangi kembalinya Inggris ke panggung politik Sudan. Meskipun demikian, Inggris tidak menyerah dan terus berusaha dengan cara konspirasi, mengadakan konferensi-konferensi untuk menciptakan kesempatan bagi kembalinya pengaruh politik mereka setelah agen-agen mereka disingkirkan oleh para pemimpin militer Sudan.

Frustrasi Amerika terlihat jelas dalam komentar yang dikeluarkan oleh utusan AS terkait gerakan Taqaddum di Entebbe, Uganda. Pada saat yang sama, Mesir, yang bertindak di bawah arahan Amerika, mengumumkan penyelenggaraan sebuah konferensi melalui Menteri Luar Negerinya, Badr Abdelatty. Konferensi ini diadakan di tengah-tengah Konferensi Montreux di Jenewa, yang diadakan atas undangan Kementerian Luar Negeri Swiss dan disponsori oleh organisasi Prancis, Promediation. Di sini, agen-agen Inggris berusaha menghidupkan kembali Perjanjian Kerangka Kerja yang telah memicu perang di Sudan.

Perjuangan internasional ini berlangsung dengan jelas dan tanpa rasa malu, dipimpin oleh agen-agen lokal yang telah memperburuk keadaan negara dan rakyat Sudan. Mereka telah menyebarkan penderitaan melalui pemindahan paksa, perlindungan yang gagal, pemerkosaan, dan penjarahan, demi memenuhi agenda kolonialis Barat. Hizb ut Tahrir mengecam tindakan-tindakan ini dengan keras, mengingatkan bahwa mereka yang terlibat dalam konspirasi ini tidak akan pernah mendapatkan keberuntungan dalam perjuangan mereka.

Laporan-laporan yang semakin berkembang kini mempertegas dan memvalidasi visi politik yang telah disampaikan oleh Hizb ut Tahrir. Visi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai realitas perang dan perjuangan internasional yang tengah berlangsung di Sudan. Konflik ini tidak akan berhenti sampai suatu negara yang berprinsip menegakkan Islam dan hukum-hukum-Nya berdiri tegak, yaitu Khilafah Rashidah (Kekhalifahan yang dibimbing dengan benar) yang akan dipimpin dengan metode kenabian, sebagaimana dijanjikan oleh Allah SWT dan disampaikan oleh Nabi Muhammad (saw) dalam sabdanya:

“Sesungguhnya orang yang berumur panjang di antara kalian akan melihat pertentangan yang besar, maka hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk, yaitu mereka yang memberi petunjuk ke jalan yang benar. Berpegang teguhlah pada jalan itu dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Dawood)

Ibrahim Othman (Abu Khalil)
Juru Bicara Resmi Hizb ut Tahrir di Wilayah Sudan

Sumber: hizb-ut-tahrir.info

Share artikel ini: