Fadli Zon: Penyerbuan Israel ke Masjidil Aqsa Biadab dan Brutal

 Fadli Zon: Penyerbuan Israel ke Masjidil Aqsa Biadab dan Brutal

Mediaumat.news – Penyerbuan Israel ke Masjidil Aqsa dinilai Anggota DPR RI Fadli Zon sebagai sebuah tindakan biadab dan brutal. “Apa yang kita lihat di sini saudara, adalah sebuah tindakan biadab dan brutal yang sangat keji dipertontonkan,” ujarnya, Ahad (16/5/2021) di kanal YouTube Fadli Zon Official.

Tindakan yang menuai reaksi protes di berbagai belahan dunia itu, menurutnya, terjadi karena provokasi Israel melalui penggusuran paksa warga Palestina yang bermukim di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Bahkan tambahnya, provokasi tersebut menyulut respons hingga ke Jalur Gaza.

“Tanggal 15 Mei 2021, tercatat lebih dari 139 warga Palestina yang gugur yang syahid termasuk di antaranya 36 anak-anak akibat serangan udara Israel di jalur Gaza,” ungkapnya.

Padahal secara hukum internasional, ungkapnya, terdapat beberapa resolusi dari PBB terkait kondisi Palestina. Salah satunya berupa resolusi DK PBB nomor 242 tahun 1967 yang meminta Israel menarik pasukan militer dari kawasan yang telah diduduki sejak perang 1967.

Kemudian resolusi PBB nomor 298 tahun tahun 1971 yang menyatakan bahwa semua upaya yang diambil Israel untuk mengubah status Yerusalem termasuk penyitaan lahan adalah ilegal.

Dan juga resolusi Majelis Umum PBB nomor 181 tahun 1947 yang menetapkan Yerusalem sebagai wilayah yang berada di bawah kewenangan internasional.

Langkah Progresif

Karena mengutuk dan mengecam terbukti tidak membuat Israel jera, dan bahkan semakin sewenang-wenang, maka tegasnya, diperlukan langkah-langkah yang lebih progresif.

Di antaranya, pengiriman penjaga perdamaian internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menegakkan perjanjian internasional yang selalu dilanggar oleh pihak Israel. “Perlu juga mengefektifkan gerakan boycott, divestment and sanctions (boikot, divestasi dan sanksi) terhadap Israel,” ujarnya.

Juga tambahnya, mendukung dibentuknya Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestinian People (Komite Pelaksanaan Hak-hak yang Tidak Dapat Dicabut dari Rakyat Palestina).

Selanjutnya, mengusulkan OKI dan GNB melakukan pertemuan khusus membahas situasi terkini terkait Palestina. “Kita juga berharap, negara-negara Arab juga negara-negara lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel,” imbuhnya.

Selain itu, menyerukan negara-negara Muslim membentuk fron bersama melawan upaya normalisasi Zionis Israel. Serta, tambahnya, menyerukan kepada PBB dan OKI membentuk badan khusus rehabilitasi dan recovery Gaza dan Tepi Barat yang dibombardir Israel.

Yang tak kalah pentingnya, konsisten berjuang bersama Palestina hingga misi Palestina merdeka terwujud. “Agenda kemerdekaan bangsa Palestina harus segera dibicarakan di meja diplomasi internasional secara adil, terbuka dan menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan kemanusiaan,” tuturnya.

Kredibilitas PBB

Terkait pertemuan darurat yang digelar DK PBB dan OKI pada 16 Mei 2021, ia berharap, pertemuan tersebut menghasilkan keputusan konkret terutama menyelamatkan nyawa warga Palestina dan menghidupkan kembali proses negosiasi.

“Kita menilai, kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam mengambil tindakan tegas terhadap Israel dapat menggerus kredibilitas institusi global antar pemerintah ini,” tegasnya.

Seluruh upaya yang ia kemukakan itu, menurut Fadli, sebagai wujud terima kasih Indonesia yang telah diakui kemerdekaannya sejak awal oleh Palestina. ” Kita juga mempunyai utang terhadap warga Palestina, utang terhadap memperjuangkan hak-hak dasar Palestina yang merdeka,” tandasnya.

Di sisi lain, ia juga berharap, anggapan sebagai kelompok teroris tidak serta-merta dikaitkan dengan Hamas. Sebab menurutnya, organisasi tersebut hanya berusaha mempertahankan diri. “Hamas bukan teroris. Yang teroris itu adalah Zionis Israel,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *