Mediaumat.news – Pertemuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di sela-sela KTT NATO di Brussels, Belgia, Senin (15/6), dinilai sebagai fakta politik AS memanfaatkan Turki untuk memperkuat hegemoninya di kawasan.
“Adalah fakta politik, bahwa AS memanfaatkan keberadaan Turki untuk memperkuat hegemoninya di kawasan,” ujar Pengamat Pendidikan Politik Islam dan Militer Dr. Riyan, M.Ag. kepada Mediaumat.news, Rabu (16/6/2021).
Ia juga melihat, di panggung depan saja keduanya saling bermusuhan. Padahal sangat mungkin di antara mereka sudah ada transaksi politik tertentu. Sebab itulah, Erdogan merasa optimis dengan hasil pertemuan itu.
Oleh karenanya, lanjut Riyan, umat Islam harus memahami bahwa persekutuan Turki dan AS di kawasan, secara ideologis tidak memiliki dampak terhadap pembelaan atas nasib umat Islam di Palestina, Rohingya, Uighur, Suriah dan di berbagai kawasan lainnya.
Dari situ, ia mengatakan amat pentingnya umat Islam dalam memahami persekutuan para pemimpin Muslim dengan negara kafir Amerika. “Sebab (hal demikian) tidak akan membuat kemandirian bagi tegaknya Islam kafah di seluruh dunia,” pungkasnya.[] Zainul Krian