Umat Harus Bangkit dari Kehinaan, Mencabut Entitas Yahudi dari Akarnya, dan Menyucikan Masjid Al-Aqsha dari Kotorannya!
Menteri Keamanan Dalam Negeri Omer Bar-Lev telah setuju untuk mengadakan pawai (long march) bendera pada hari Selasa (15/6) setelah sesi penilaian situasi dengan komisaris polisi.
Menurut situs web Ibrani “Walla”, bahwa pawai bendera akan berlangsung besok, Selasa (15/6) di Yerusalem, sesuai dengan apa yang direncanakan, yang menunjukkan bahwa pawai akan dimulai dari titik tertentu di luar tembok Kota Tua di Yerusalem, setelah itu akan memasukinya melalui Gerbang Damaskus, dan kemudian melalui jalan tertentu di dalam Kota Lama Yerusalem.
Sebelumnya, Menteri Keamanan Dalam Negeri Omer Bar-Lev menekankan bahwa pawai bendera akan berlangsung sesuai rencana, karena Yerusalem, seperti yang dia katakan, “adalah ibu kota abadi Israel”. Dia menambahkan: “Saat ini, rencananya adalah untuk mengadakan pawai, dalam demokrasi, demonstrasi dan pawai diperbolehkan selama sesuai ketentuan hukum, begitulah cara kami akan bertindak.”
Beberapa jam setelah pemerintahan Naftali Bennett mengambil alih tugas, Menteri Keamanan Dalam Negeri yang baru, Omer Bar-Lev, menyetujui pawai bendera kebencian yang diadakan untuk merayakan pendudukan bagian timur Yerusalem pada tahun 1967, di mana ritualnya berpusat pada penodaan Masjid Al-Aqsha dan Kota Lama, yang seharusnya dilakukan pada 28 Ramadhan, namun ditunda karena ada serangan rudal dari Gaza. Hal ini menegaskan kelanjutan dari kebijakan Yahudisasi Yerusalem, membagi Masjid Al-Aqsha, serta menetapkan istilah ibukota persatuan dan abadi tanpa memperhatikan umat Islam dan reaksinya. Sebab dia yakin keberadaan para penguasa pengkhianat yang membatasi tentara, meredam kemarahan umat, dan mencegahnya dari melakukan tindakan apa pun yang mengancam keamanan entitas Yahudi!!
Tantangan terhadap umat Islam, perasaan dan keyakinannya ini mewajibkan kaum Muslim untuk bergerak dan memobilisasi kekuatan mereka guna menghapus keburukan ini dari umat Islam, serta menghentikan penodaan yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsha. Pelecehan terhadap tempat-tempat suci kaum Muslim hingga penodaan terhadap kiblat pertama dan masjid ketiga yang menjadi tujuan ziarah telah menjadi bahan propaganda bagi pemerintah entitas Yahudi, dan obyek persaingan di antara para politisi. Untuk itu harus disadari bahwa membiarkan hidup entitas Yahudi, artinya menambah penghinaan, pelecehan dan penyerangan terhadap tempat-tempat suci, sementara menunggu serbuan dan kemudian mengandalkan reaksi rakyat Palestina adalah pengabaian terhadap rakyat Palestina dan isu Palestina. Maka yang wajib dilakukan kaum Muslim bergerak segera untuk menolong rakyat Palestina guna mencegah serangan ini dengan menghilangkan entitas Yahudi dan mencabutnya dari akarnya.
Adapun rakyat Palestina, ketika mereka melihat kesombongan entitas Yahudi ini, dan memperlakukan mereka sedemikian rupa, seolah-olah mereka tidak punya penolong, maka mereka harus memanfaatkan kesombongan ini, dan bermain dalam api entitas Yahudi, dengan meminta tolong umat dan tentaranya, serta mengarahkan kompas umat yang seminggu lalu bergerak ke arah perbatasan, agar bergerak kembali dengan kuat menuju istana para pengkhianat dan menumbangkannya, juga menuju ke barak-barak tentara lalu menggerakkannya, dan jangan lagi disibukkan dengan mengemis pada masyarakat internasional dan alatnya, yaitu para penguasa, rezim dan lembaga-lembaga, agar momen untuk menggerakkan umat ini tidak hilang sia-sia (pat-tahrir.info, 14/6/2021).