Entitas Yahudi Berpesta Pora di Timur Tengah Bukan Karena Kekuatannya, Tetapi Karena Pengkhianatan Rezim dan Persekongkolannya!
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya bekerja melawan ancaman Iran di banyak daerah. Dia mengatakan: “Sungguh kami telah bertindak di banyak arena melawan negara yang berusaha menghancurkan kami. Tentu saja, pasukan keamanan telah diberi kebebasan menjelaskan dan menginstruksikan untuk melakukan apa yang diperlukan guna menggagalkan rencana-rencana Iran ini.”
Netanyahu menuduh Iran “berusaha untuk mendirikan pangkalan melawan kita di mana-mana, di Iran sendiri, juga di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.” Dia menambahkan: “Saya tidak memberikan kekebalan Iran di mana pun.” (arabi21.com, 23/08/2019).
**** **** ****
Apakah entitas Yahudi memiliki kekuatan dan keberanian untuk masuk ke negeri-negeri kaum Muslim dengan memerangi dan melakukan penghancuran? Apakah rezim-rezim yang berkuasa—baik yang loyalis atau menentangnya—tidak mampu menghadapi serangan-serangan ini, serta entitas yang mendatangkan malapetaka di kawasan Timur Tengah ini?
Berbagai insiden dan fakta telah membuktikan bahwa entitas Yahudi adalah harimau kertas (mainan). Ia tidak mampu mengatasi perlawanan senjata ringan dengan sedikit perbekalan. Lalu akankah ia mampu menghadapi pasukan yang jumlahnya melebihi jumlah penduduknya?! Atau akankah ia dapat menghadapi tentara jika mereka sudah menyatukan tekadnya, di mana mereka mampu menyeberangi lautan dan membawa kapal-kapal di daratanb?! Tentu saja tidak, tetapi pengkhianatan yang membuat entitas kecil ini berani kepada umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, dan ilusi bahwa para pengecut—yang paling bersemangat untuk hidup—adalah pasukan yang tak terkalahkan, sehingga mereka merasa aman dari hukuman, dan merasa tenang dengan berbagai reaksi, lalu mereka berbuat kurang ajar, berani melakukan agresi, serta menembus perbatasan dan menginjak-injak kehormatan.
Ancaman Netanyahu, pemboman di Irak, serta pemboman entitas Yahudi terhadap pangkalan militer Iran di Suriah, juga reaksi lemah dan tidak berarti oleh rezim Iran, kembali menegaskan bahwa ancaman rezim Iran untuk melenyapkan entitas Yahudi hanyalah gelembung-gelembung media, bahwa semua slogan mereka benar-benar menyesatkan. Jika tidak, tentu pernyataan seperti itu menuntut diumumkannya perang. Namun mungkinkah bagi orang yang telah menggadaikan dirinya kepada Barat, berani bertindak buruk pada anak angkatnya Barat, yakni entitas Yahudi?!
Sungguh, yang membuat entitas Yahudi berada di atas angin dan eskalasi agresinya adalah karena pengkhianatan para rezim—baik yang loyalis dan yang menentang sama saja—tidak ada yang menganggap entitas Yahudi sebagai musuh nyata. Sehingga ketika para rezim terburu-buru untuk menormalkan hubungan dengan entitas Yahudi melalui kerja sama militer dan intelijen, merupakan indikasi dari realitas yang telah ada sejak awal.
Dengan demikian, untuk mengatasi agresi Yahudi di kawasan Timur Tengah, Palestina dan al-Quds (Yerusalem), adalah dengan mencabut entitas ini dari akarnya. Ini bukan solusi rekaan, melainkan satu-satunya solusi, dan kewajiban yang harus dilakukan untuk membebaskan tempat Isra’nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama, serta untuk menyelamatkan kaum Muslim dan kawasan Timur Tengah dari kejahatannya. Dalam hal ini, maka kewajiban tentara umat keluar dari selimut rezim antek, membebaskan diri dari belenggunya, kemudian mulai berjihad di jalan Allah, mengangkat panji kebenaran, serta membebaskan negara dan rakyat. Lupakan mereka para kurcaci dan mereka yang berdiri di belakangnya, yang telah mendapatkan bisikan setan.
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 26/08/2019.