Eksplorasi Emas di Sangihe, Untungkan Kapitalis Sengsarakan Rakyat

Mediaumat.news – Rencana eksplorasi emas oleh PT Tambang Mas Sangihe (TMS) di Pulau Sangihe, Sulawesi Utara dinilai hanya menguntungkan kapitalis dan menyengsarakan rakyat.

“Faktanya, pengelolaan tambang selama ini yang menikmati hanyalah segelintir orang. Dalam hal ini adalah para kapitalis. Sementara rakyat hanya menikmati limbah dan kesengsaraan,” tutur Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim, SE., M.Si., Ak., CA. dalam acara [Live] Insight #38 PKAD: Save Sangihe Island, Apa Kabar Tambang Indonesia? Senin (21/6/2021) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.

Arim menilai, orientasi kapitalis adalah profit dan profit. “Bukan kesejahteraan rakyat atau kelestarian lingkungan. Apalagi mereka tidak akan merasakan dampaknya karena tidak tinggal di pulau tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, solusi semua permasalahan tambang termasuk di Pulau Sangihe yaitu pengelolaan dalam perspektif Islam yang adil dan menyejahterakan. “Paradigma pengelolaan kekayaan alam dalam Islam bukan bisnis untuk profit sebagaimana kapitalis, tapi ri’ayah (pengurusan terhadap rakyat) untuk kesejahteraan secara profesional dan bebas dari korupsi.

Lebih lanjut, Arim mengungkap, pengelolaan tambang dalam Islam lebih mengutamakan kemaslahatan dan kelestarian lingkungan. “Maka, haram hukumnya diserahkan kepada swasta, baik lokal apalagi asing,” tegasnya.

Arim mengatakan, secara teknis kepemilikan kekayaan di dalam Islam terbagi menjadi tiga yakni milik individu, milik rakyat dan milik negara. “Kekayaan tambang di dalam Islam adalah milik rakyat karena menjadi kebutuhan umum. Jumlahnya besar dan secara karakteristik tidak bisa dimiliki oleh individu. Maka negara posisinya hanya sebagai wakil rakyat untuk mengelola. Hasilnya dikembalikan lagi untuk kepentingan rakyat. Hasil dari kekayaan tambang ini akan menjadi salah satu sumber utama APBN yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan setiap warga negaranya. Mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Bukan diambil dari pajak sebagaimana sistem hari ini,” jelasnya.

Oleh sebab itu, menurutnya, selama dikelola dengan sistem kapitalis, maka rakyat hanya akan menjadi korban, karena paradigmanya adalah bisnis dan profit.

“Maka solusinya tidak lain adalah Islam, yang mengutamakan kesejahteraan dan kemaslahatan umat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan sebagai wujud ketaatan kepada syariat Allah SWT tentang bagaimana mengatur kehidupan,” ujarnya.

Ia mengingatkan, bahwa kasus Pulau Sangihe harus disampaikan kepada publik karena ini berhubungan dengan hak dan kewajiban yang jika dilanggar adalah sebuah kezaliman. “Hak umat harus diperjuangkan. Kezaliman harus dicegah, agar menjadi pelajaran sehingga tak terulang di daerah yang lain,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: