“Dunia di Jantung Kerajaan”, Slogan Haji Tahun Ini!

 “Dunia di Jantung Kerajaan”, Slogan Haji Tahun Ini!

Pusat komunikasi pemerintah dari Kementerian Informasi Saudi meluncurkan identitas baru dan slogan musim haji tahun ini 1439 H.

Dalam sebuah pernyataan Dr Abdullah bin Ahmed Amolut, juru bicara resmi untuk Departemen Informasi dan Direktur Jenderal Pusat Komunikasi Pemerintah, Sabtu (28/7/2018), ia mengatakan bahwa peluncuran identitas baru datang dalam rencana strategi media yang komprehensif untuk musim haji, di mana kementerian mengawasi pelaksanaan sekarang, dan bertujuan untuk memberikan citra ideal bagi percontohan peran Islam yang dijalankan oleh Kerajaan, serta menonjolkan pencapaian peradaban di dua masjid suci, terutama dalam memberikan layanan kepada para tamu Allah dengan sempurna dan istimewa, dengan merasakan tanggung jawab besar bagi umat Islam di berbagai belahan dunia.

Amolut menjelaskan bahwa desain yang berisi identitas baru haji tahun ini, menempatkan Ka’bah al-Musyarrafah sebagai kotak di tengah logo, yang menandakan bahwa keberadaannya sebagai jantung bagi Mekkah al-Mukarramah, yang merupakan jantung bagi Kerajaan, sementara Kerajaan merupakan jantung dunia (Sky News Arabic).

*** *** ***

Bahwa membuat slogan “Dunia di Jantung Kerajaan” sebagai identitas haji tahun ini, sebagaimana yang diumumkan oleh rezim Al Saud, tidak bisa dilihat kecuali sebagai bagian dari proses sekulerisasi dan kampanye kegilaan terhadap Islam, hukum-hukumnya dan tempat-tempat sucinya yang dilakukan oleh Putra Mahkota sebagai langkah cepat untuk memenuhi perintah majikannya, Amerika.

Sebelumnya, Muhammad bin Salman mengumumkan bahwa rezimnya berusaha untuk kembali ke “Islam moderat” dan “terbuka untuk dunia, semua agama, semua tradisi dan masyarakat”, sehingga tampak bahwa identitas baru yang berisi konspirasi terhadap tempat-tempat suci yang paling disucikan kaum Muslim, dan menjadikannya di jantung usaha-usaha berdosa yang mengabadikan hegemoni kaum kafir Barat Penjajah, dan melayani agendanya di wilayah yang tidak mengecualikan internasionalisasi ibadah haji, serta menjadikan dua tempat suci di bawah kendali internasional.

Para penguasa Al Saud tidak peduli tentang tempat-tempat suci Islam. Mereka adalah orang pertama yang merusak dan melanggarnya. Mereka telah menghancurkan banyak monumen Islam dan situs bersejarah yang penting, lalu di atasnya dibangun menara tinggi dan hotel mewah yang merendahkan Masjidil Haram dan Ka’bah. Pertanyaannya, apakah ini prestasi peradaban di dua tempat masjid suci, atau pelanggaran atas kesucian Ka’bah yang dilakukan oleh rezim Al Saud?! Mereka tidak mempersiapkan untuk melayani para jamaah haji kecuali sebanyak uang yang mereka dapatkan dari para jamaah haji melalui hotel, transportasi dan pajak yang dibebankan pada para jamaah, serta berbagai tarikan dan pungutan ilegal terhadap para jamaah.

Kemunafikan, keburukan dan penyesatan rezim Al Saud pada masyarakat sudah tidak terhitung, namun masih mengklaim bahwa Kerajaan merasa memiliki tanggung jawab besar terhadap kaum Muslim di berbagai belahan dunia. Sementara kaum Muslim melihat para penguasa Al Saud, di mana mereka menghamburkan kekayaan umat dan memompa pendapatan minyak ke brankas Amerika, serta presiden tolol dan bodoh Trump yang membantai kaum Muslim dan membenci Islam. Pada saat yang sama, ada ratusan ribu kaum Muslim yang hidup terlunta-lunta, tanpa tempat tinggal, bahkan mereka mati karena kemiskinan, kelaparan, terbakar, tenggelam, juga disengat kalajengking dan digigit ular! Kemudian rezim berbicara tentang peran pelopor Islam yang dilakukan oleh Kerajaan! Sehingga, ejekan dan hinaan apa lagi ini terhadap pikiran kaum Muslim. Sungguh telah tersingkap aib sekandal Al Saud, dan permusuhan mereka yang memerangi Islam dan kaum Muslim, ketika mereka bersekutu dengan kaum Salibis penjajah, dan membuka untuk mereka pangkalan militer yang digunakan untuk membunuh kaum Muslim di Irak, Suriah, Yaman dan lain-lainnya, juga mengakui tanah air penjajah dan agresor Yahudi di tanah yang diberkati. Sehingga jatuhlah topeng yang selama ini digunakan untuk menutupi hubungan yang sudah lama dan mengakar dengan entitas perampas dan pengotor bagi tempat Isra’ Rasulullah saw.

Apa yang telah dan akan terjadi dengan dua tempat suci ke depannya di bawah kekuasaan Al Saud, maka hal ini harus dan penting bagi kaum Muslim di negeri tempat dua masjid suci, khususnya, dan kaum Muslim di dunia pada umumnya, untuk bergerak serius guna mencabut sisa-sisa yang ada dari mereka para penguasa rusak tersebut, serta menghentikan tangan mereka dari berjabat tangan dengan para musuh yang menyia-nyiakan tempat-tempat suci kita kaum Muslim, yaitu dengan cara mendirikan Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, dan memberi kuasa pada Khalifah untuk menerapkan hukum-hukum Allah kepada kita, mengembalikan kesucian Ka’bah al-Musyarrafah, dan mengembalikan Mekkah al-Mukarramah pada posisinya. Sehingga akan datang pada keduanya, para tamu Allah dengan terhormat dan bermartabat dari setiap penjuru yang jauh dengan tidak dibedakan oleh kebangsaan dan nasionalisme, serta tidak dihalangi oleh perbatasan dan visa bagi siapa saja yang hendak melaksanakan kewajiban ibadah haji ini. [Fatimah binti Muhammad]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 08/08/2018.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *