Jalsah Ammah di Rumah Makan Kembangan, Mojokerto Minggu lalu (7/10/2018), terasa istimewa. Acara bulanan tersebut dihadiri sejumlah ulama Aswaja dari berbagai daerah di Jawa Timur yang khusus datang untuk memberikan dukungan kepada Kyai Heru Ivan Elyasaa, atas persekusi yang dialaminya.
Salah satu ulama yang hadir dan memberikan dukungan adalah Pendiri Banser Tingkat Nasional, KH. Djufri Ali, yang biasa dipanggil Abah Jufri. Beliau tidak sendiri, Abah Jufri, begitu sapaannya, datang ditemani seorang tokoh pendiri Banser lainnya, yaitu Abah Muhajir dari Blitar. Saat itu sebenarnya, beliau dalam keadaan sakit. Namun, hal itu tak menghalangi langkahnya untuk tetap hadir. Dengan penuh semangat, beliau menuturkan bahwa Banser didirikan tahun 1964 di Blitar sebagai reaksi atas kebrutalan PKI yang terjadi kala itu.
Abah Jufri menyampaikan bahwa tujuan dari pendirian Banser dalam rangka menjaga dan mengamalkan syariat Islam berdasarkan manhaj ahli sunah wal jama’ah. Selain itu, Banser berdiri untuk menjaga marwah ulama sebagai pewaris nabi yang kala itu dipersekusi, bahkan dibantai oleh PKI. Untuk itu, beliau menyerukan kepada ormas Islam saat ini agar tak turut mempersekusi ulama, bahkan seharusnya turut berjuang bersama ulama menegakkan Khilafah di bumi pertiwi.
Beliau juga mengingatkan agar kaum muslimin tak meninggalkan ajaran Islam, lebih-lebih ikut andil mempersekusi ajaran dan para pendakwah Islam, yaitu ulama. Sebab jika itu terjadi, akan berakibat bencana menimpa negeri ini. Beliau mencontohkan ada beberapa ulama yang justru rela mendukung kemungkaran dan kezaliman. Tak mengherankan, jika Allah menurunkan bencana di berbagi tempat di negeri ini. Bahkan yang terbaru telah terjadi bencana gempa, tsunami, disertai lumpur di Palu. Naudzubillahi min dzalik.[]
Sumber: shoutululama.org