Mediaumat.news – Penikaman berkali-kali terhadap dua Muslimah di Prancis oleh dua wanita non Muslim sembari berteriak ‘Arab kotor’ dinilai Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin sebagai buah dari pemerintah dan media Prancis yang mengidap spirit fobia Islam.
“Ada banyak tindakan kriminal kejam yang dibalut spirit Islamophobia (fobia Islam) tersebut buah dari pemerintah Prancis serta media yang mengidap spirit Islamophobia,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Jumat (23/10/2020).
Menurutnya, 40 persen Muslim di Prancis berdasarkan survei Lembaga Ifop (November 2019) mengaku telah merasakan adanya diskriminasi karena agama. Padahal Islam adalah agama terbesar kedua di Prancis atau terbesar di wilayah Eropa Barat.
Ia mengatakan spirit anti Islam Prancis jelas menjadikan saudara-saudara Muslimah di sana tertindas, terbelenggu dan kehilangan kebebasannya. Salah satunya adalah pelarangan burqa.
Menurut Umar, alasan sesungguhnya adalah karena Prancis ketakutan terhadap semakin besarnya geliat penerapan Islam di negara sekuler tersebut.
“Banyak restoran berdiri menyediakan hanya makanan halal, tempat penyembelihan daging halal, shalat Jumat yang jamaahnya tumpah ruah hingga ke jalan-jalan, dan juga lebih dari 2.000 perempuan memakai burqa,” pungkasnya.
Seperti diberitakan New York Post pada Kamis (22/10/2020), dua Muslimah yang berada di bawah Menara Eiffel menegur dua perempuan yang membawa anjing lantaran binatang tersebut mengganggu. Bukannya mengamankan anjing miliknya, kedua perempuan tersebut malah marah kemudian menikam berkali-kali kedua Muslimah tersebut sembari berteriak ‘Arab kotor’.[]Agung Sumartono