Dua Kriteria Memilih Pemimpin dalam Islam
Mediaumat.id – Mengomentari terkait tahun politik terutama Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyebut ada dua kriteria yang bisa dijadikan pegangan dalam memilih pemimpin dalam Islam.
“Jadi, paling tidak dua kriteria inilah yang bisa dijadikan pegangan kalau kita memilih seorang pemimpin,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Selasa (1/11/2023)
Menurut Farid, siapa pun yang menjadi pemimpin itu tentu harus menjalankan fungsi-fungsi utama kepemimpinan di dalam Islam.
Oleh karena itu, kata Farid, jika merujuk kepada apa yang ditulis oleh Imam al-Mawardi dalam kitabnya yang berjudul Al-Ahkam al-Sultaniyyah itu disebutkan ada dua tugas utama dari seorang khalifah atau kepala negara.
Pertama, menjaga agama dalam hal ini adalah Islam. Farid menegaskan menjaga agama ini suatu hal yang sangat penting. Pemimpin harus menjamin Islam bisa tegak hukum-hukum syariatnya dan bisa dilaksanakan secara menyeluruh. Selain itu pemimpin juga harus bisa menjaga penghinaan terhadap ajaran Islam, kriminalisasi ulama dan sebagainya. “Inilah fungsi pertama yang sangat penting,” ucap Farid.
Kedua, mengurus urusan rakyat. Farid menilai, dalam Islam politik itu bermuara kepada pengurusan urusan rakyat. Sebab pengertian politik atau siyasah itu adalah pengaturan urusan urusan umat. Artinya seorang pemimpin harus mampu mengurus urusan umat, baik dalam bidang ekonomi, dalam bidang politik, dalam bidang sosial dan lainnya.
“Nah kalau itu politik Islam artinya apa? Pengurusan urusan umat itu tentunya harus berdasarkan syariat Islam,” bebernya.
Farid memandang, ke depan ada dua hal yang dibutuhkan oleh umat ini. Pertama, selain pemimpin yang amanah dan baik sesuai dengan Islam, yang kedua adalah sistem yang baik juga. Dan ini adalah dua hal yang tidak saling terpisah.
Farid menuturkan, pemimpin yang baik tapi berada dalam sistem yang buruk, maka akan menjerumuskan pemimpin tersebut dan akan menyebabkan kegagalan dalam memimpin rakyatnya. Sedangkan kalau sistemnya baik, maka akan meminimalisir munculnya pemimpin-pemimpin yang buruk.
“Karena itu ke depan yang harus kita perjuangkan itu bukan sekadar bicara siapa pemimpinnya, tapi bagaimana pemimpin ini memimpin, dan berdasarkan apa sistem yang dibangun,” pungkas Farid.[] Agung Sumartono