Dua Kesalahan Fatal Irma Chaniago yang Sebut Rasulullah Tak Sempurna

Mediaumat.info – Setidaknya terdapat dua kesalahan fatal terkait pernyataan Politikus Nasional Demokrat (NasDem) Irma Suryani Chaniago yang menuding Rasulullah SAW sebagai manusia pilihan tetapi tak sempurna.
“Ada dua kesalahan fatal pernyataan Irma Chaniago,” ujar Direktur Siyasah Institute Iwan Januar kepada media-umat.info, Ahad (2/2/2025).
Pertama, komentar tersebut bertentangan dengan nash-nash Al-Qur’an, hadits dan penjelasan para ulama.
Menurut Iwan, para ulama telah bersepakat bahwa Rasulullah SAW adalah satu-satunya manusia sempurna dan terbaik secara fisik maupun akhlaknya. Beliau SAW juga sosok yang ma’shum, terjaga dari segala dosa dan kesalahan besar maupun kecil.
Selain sifat ma’shum, Nabi Muhammad SAW juga memiliki sifat-sifat lain, seperti jujur/selalu menyampaikan kebenaran (shiddiq), dapat dipercaya dalam hal ini selalu bertanggung jawab dalam setiap tugas yang dijalani (amanah), memiliki kecerdasan yang tinggi (fathanah) dan selalu menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada orang lain (tabligh).
Bahkan dalam sebuah hadits riwayat Imam at-Tirmidzi, Sahabat Jabir bin Samurah yang pernah menyaksikan Nabi SAW di malam bulan purnama menyampaikan, sosok Nabi Muhammad SAW lebih indah daripada rembulan.
Iwan pu mengutip hadits, Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As-Sirri, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abtsar bin Al-Qasim dari Al-Asy’ats, yakni Ibnu Sawwar, dari Abu Ishaq dari Jabir bin Samurah, ia berkata:
“Aku melihat Rasulullah SAW di suatu malam yang berbulan purnama. Waktu itu beliau memakai pakaian merah. Aku berganti-ganti memandang antara beliau dan rembulan, ternyata beliau lebih indah daripada rembulan.”
Dalam kitab Nasywatul Afrah Syarhu Qasidati Rahatil Arwah, hal. 143, karya Syekh Abdul Hadi Naja al-Abyari al-Azhariy, misalnya, dijelaskan bahwa ketika pada diri suci Baginda Terkasih Rasulullah SAW terkumpul sifat sempurna (kamal), mulia (jalal), dan indah (jamal) yang tidak bisa dijangkau dan dikalkulasikan oleh siapa pun, Allah SWT memuji kekasih-Nya dengan menyebut manusia yang berbudi pekerti agung.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung,” demikian bunyi QS al-Qalam, ayat ke-4.
Dengan kata lain, di antara ribuan mukjizat Nabi Muhammad SAW, demikian hingga melampaui mukjizat para rasul sebelumnya, paling besar dan istimewa yang hingga kini masih eksis dirasakan oleh umat manusia adalah Al-Qur’an.
Karenanya, ketika Sayidah Aisyah ra ditanya perihal akhlak Rasulullah SAW., Aisyah menjawab, “Akhlak Nabi SAW adalah Al-Qur’an.”
Untuk ditambahkan, mengenai penjelasan hadits (jawaban Aisyah) tersebut, para ulama mengatakan, “Kesempurnaan akhlak Rasulullah SAW tidak akan pernah habis, sebagaimana makna-makna Al-Qur’an tidak akan pernah habis.”
Tak ayal, para ulama juga menyebut Rasulullah SAW sebagai Al-Qur’an al-Majluwwu, yang berarti kehidupan Rasulullah SAW merupakan manifestasi riil Al-Qur’an.
Lantas kesalahan fatal yang kedua dari komentar Irma Chaniago adalah membandingkan Rasulullah SAW dengan manusia biasa. Apalagi dengan orang-orang yang punya karakter bertentangan dengan hukum-hukum Islam.
Menurut Iwan, Rasulullah SAW adalah manusia mulia yang dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi utusan-Nya membawa risalah yang mulia pula. Sehingga siapa pun haram membandingkannya dengan manusia biasa.
“Hal ini (membandingkan) hukumnya adalah haram,” tegasnya.
Apalagi kalau maksud pernyataan itu untuk menjustifikasi kesalahan dan kekurangan, bahkan kejahatan para tokoh dan pemimpin dalam menjalankan pemerintahan.
Karenanya pula, pernyataan yang dilontarkan tersebut merupakan perkataan yang sangat tercela, hingga penuturnya wajib bertobat.
“Itu sangat tercela, penuturnya wajib bertobat,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat