Sang Raja tidak melakukan apapun untuk memperlambat trend ini. Pada saat modernisasi berjalan dengan pesat, infrastruktur yang buruk dan kurangnya perencanaan, salah urus dan korupsi membuat banyak rencana dari Shah Iran menjadi terhenti.
Rata-rata orang Iran menjadi kecewa. Sang Raja telah salah menilai pasar minyak maupun kekuatannya sendiri.
Sejauh ancaman untuk membatalkan kontrak terhadap minyak yang telah lama berjalan dengan konsorsium Barat yang jatuh tempo pada tahun 1979.
Ekonomi Iran menjadi kacau balau. Monarki Pahlevi kehilangan dukungan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Pada tahun 1977, kedatangan Presiden Amerika Jimmy Carter menekan Shah Iran untuk memperbaiki situasi HAM di Iran.
Pihak oposisi melihat hal ini sebagai suatu tanda untuk meningkatkan tekanan mereka.
Mereka bersatu di belakang seorang pemimpin rohani, Ayatollah Ruhollah Khomeini yang mengatur jalannya revolusi dari tempat pembuangannya di Perancis dengan menyiarkan kepada rakyat Iran melalui outlet media Barat.
Pemerintahan Iran kewalahan dengan tindakan mogok dan huru-hara. Shah membuat konsesi dengan pihak oposisi dengan menahan dan memenjarakan beberapa orang pendukung utamanya, namun demonstrasi malah semakin menjadi-jadi.
Presiden Carter mengirimkan Komandan NATO Jenderal berbintang empat Robert Heuser untuk memastikan bahwa militer Iran telah tunduk dengan memberikan jalan kepada sang Raja untuk meninggalkan negaranya dan Khomeini menggantikan posisinya.