Diskusi Tokoh Umat dalam Rangkaian Ekspo Rajab 1443 H di Sorong
Ahad, 20 februari 2022, Majelis Cinta Rasul menyelenggarakan acara Diskusi Tokoh, dalam rangkaian Ekspo Rajab dengan mengambil tema “Ambruknya Kapitalisme, Tegaknya Peradaban Islam”.
Acara yang dilaksanakan sejak pagi hingga siang ini, cukup menarik perhatian Tokoh, ini terlihat dari antusiasme para tokoh pimpinan dan perwakilan lembaga-ormas, Sebagai Tuan Rumah, Ustadz Muhammad Yasin, SHI. Sebagai Pembuka diskusi, Menyampaikan bahwa “Kondisi umat baik nasional maupun global, yang berada dalam nestapa tak berkesudahan, bahkan semakin menyedihkan, diskriminasi yang menimpa saudara kita di India, di dalam negeri aroma islamophobia yang semakin akut dari penguasa, sampai pada penangkapan ulama yang kritis terhadap kebijakan penguasa, menunjukkan kondisi umat yang semakin gelap dan dijauhkan dari Islam, padahal hanya Islam yang bisa menyelamatkan negeri ini bahkan dunia dari cengkeraman Kapitalisme, yang saat ini diambang kehancuran, olehnya itu, kami mengajak seluruh tokoh untuk bersama memikirkan persoalan ini sekaligus bersatu mewujudkan Peradaban Islam” pungkasnya dalam sambutan kepada para Tokoh yang hadir.
Diskusi diawali pemaparan materi 1 oleh dr. Syarifuddin,Sp.PD, yang menjelaskan sejarah kegemilangan Islam dari masa ke masa, dari sains, teknologi, kedokteran, hingga pendidikan, semuanya telah ditorehkan dengan tinta emas, bahkan diakui oleh sejarawan barat” mengakhiri materi beliau menutup dengan pertanyaan retoris, lalu apa yang ditakutkan dari Khilafah,? dengan segala Raihan yang luar biasa, dan dinikmati bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga seluruh Eropa, bahkan dunia?
Acara yang mulai hangat, dan dipandu host Bung Roki Waly selanjutnya mempersilahkan pembicara ke 2, Ustadz Ashari Ridho, MT, menyampaikan materinya, bahwa “Khilafah tidak hanya berjaya dalam lembaran sejarah, tapi sangat layak untuk dijadikan sebagai sistem alternatif ditengah kegagalan kapitalisme saat ini yang telah membawa dunia diambang kehancuran, sebagai contoh sistem ekonomi kapitalistik, dimana ekonomi hanya dimonopoli oleh para kapitalistik dan para pejabat, sementara syariat Islam punya mekanisme agar harta itu tidak hanya berputar dikalangan orang tertentu saja, sisa pilihannya ada pada kita, mau hidupnya bahagia dan berkah, atau hidup terjajah dan jauh dari keberkahan?
Selanjutnya, pemaparan materi ke 3 disampaikan oleh Dai Muda Ustadz Amiruddin Mahmud, ST, Beliau menjelaskan salah satu hambatan kebangkitan Islam, dengan bercokolnya ide-ide rusak di tengah umat, salah satunya ide Moderasi Beragama, padahal ide Moderasi Beragama ini, adalah ide yang menjadikan Islam harus tunduk dan searah dengan pemikiran Barat, lalu orang yang menolak ide ide barat akan dituduh sebagai Islam Radikal dan Teroris, maka kita wajib menjelaskan bahaya ide-ide rusak ini agar umat kembali kepangkuan Islam” pungkasnya.
Di sesi diskusi, para tamu undangan sangat antusias untuk memberikan tanggapan, kesempatan pertama di awali oleh ketua PDM Kota Sorong, Drs.H.Mungawan, beliau mengapresiasi kegiatan dakwah, yang punya visi menyatukan umat, sekarang bukan saatnya menonjolkan ashabiyah.
Penanggap kedua, H. Ahmad Djuanda, penasehat banyak lembaga di kota Sorong, menegaskan bahwa ada diantara umat ini yang menggadaikan keimanannya sebagai Buzzer, untuk itu beliau mengajak agar kita bersama-sama kuatkan pembinaan Islam di tengah umat.
Penanggap ke 3, H. Abdul Aziz Rumakat, sesepuh dan Ulama di kota Sorong, menegaskan komitmen perjuangan menegakkan syariat Islam, agar jangan pernah surut, karena musuh Allah dan kebatilan pasti akan terkalahkan
Penanggap ke 4, Bapak H. Abdul Muthalib, Ketua Majelis Muslim Papua, menegaskan untuk menempatkan Islam di atas segalanya, dan jangan menonjolkan sentimen kesukuan, karena kita telah dipersatukan dengan kalimat tauhid
Penanggap ke 4, ustadz Agung Sibela, sebagai Dai kondang dan aktivis dakwah terkemuka, menegaskan bahwa tidak boleh mengkriminalisasi ajaran Islam, bahkan khilafah harus terus disosialisasikan agar umat semakin rindu dan tergerak untuk memperjuangkannya…
Dengan semangat host menimpali dengan takbir… yang diikuti oleh seluruh panitia dan tamu undangan
Beberapa tokoh dan perwakilan pemuda masih sangat antusias untuk memberikan tanggapan, hanya karena waktu yang sudah mendekati dhuhur, host kemudian mempersilahkan Tuan Rumah Ustadz Muhammad Yasin, untuk menyampaikan tanggapan sekaligus closing acara,”terimakasih atas tanggapan yang luar biasa, kita berharap diskusi seperti ini akan terus dilaksanakan, sehingga ukhuwah dan perjuangan bisa semakin solid, suara-suara umat bisa tersampaikan, dan kita punya visi untuk menyatukan umat di bawah naungan Khilafah” takbiir…
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh ustadz Al Mukarom H. Abdul Aziz Rumakat dan diaminkan oleh para peserta yang hadir.[]