Indra Fakhruddin selaku Direktur Rumah Inspirasi Perubahan menyampaikan bahwasanya buku yang akan dibedah pada [LIVE] Zoom dan Youtube Bedah Buku “Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis” termasuk buku yang ringan. Namun demikian juga termasuk buku yang padat tampak dari beragam pembahasan di dalamnya. Buku ini memuat pembahasan tentang berbagai sisi kesesatan dari pemikiran barat yang bersumber dari kapitalisme. (Senin, 28/2/2022)
“Buku ini ringan dan padat. Buku ini halaman isinya sekitar 100 an halaman. Adapun daftar isinya membahas antara lain pengenalan pemikiran Barat; kritik terhadap metode berpikir Barat; aqidah Barat kapitalis; sistem kapitalisme hingga terdapat pembahasan solusi untuk keluar dari pemikiran Barat kapitalisme,” jelas Indra Fakhruddin.
Lanjut, Indra juga mengungkapkan,”Abad ke 19 M, bangunan pemikiran Barat itu telah lengkap. Lengkap dari pergolakan pemikiran barat yang terdiri dari ideologi, peradaban dan tsaqofah.”
Direktur Rumah Inspirasi Perubahan pada kesempatan kali ini juga menegaskan bahwasanya sesuai namanya, maka pemikiran Barat memang terlihat dari namanya. “Pemikiran Barat muncul dari barat tidak muncul dari Timur. Karena di Timur khususnya Timur Tengah berada dalam pengaruh kekuasaan dan peradaban Islam),” tegasnya.
Pemikiran Barat terus mengalami perkembangan seiring makin lemahnya kekuasaan Islam. Sesuai asasnya, pemikiran Barat merupakan hasil proses berpikir manusia. Asasnya berupa kapitalisme. Karenanya, hasil proses berpikirnya yang berupa hukum-hukum tentunya berkaitan erat dengan bagaimana hasil proses berpikir manusia.
“Pemikiran Barat terus berkembang. Karenanya, pemikiran Barat ini menghasilkan berbagai kesesatan. Hal tersebut pengaruh dari hasil proses berpikir manusia. Demikianlah pemikiran Barat maka hasil dari proses berpikirnya berupa hukum-hukum sesuai asasnya,” ungkapnya.
Tentunya pemikiran Barat dalam buku yang berjudul Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis membutuhkan solusi untuk dicegah secepatnya. Tujuannya tentu agar manusia kembali pada fitrahnya sebagai hamba Sang Khaliq yang sangat membutuhkan agama sebagai cara pandang dan aturan kehidupan.
“Layaknya rumah yang dihalangi pohon besar. Tidak cukup menebang daunnya, batangnya, cabangnya saja karena pohon itu akan tumbuh kembali. Namun, kita harus mencabut akarnya dan membangun rumah kita. Artinya, pemikiran Barat kapitalisme kita hancurkan dan dalam diri dibangun pemikiran yang shohih yakni Islam Kaffah,” pungkas Indra Fakhruddin mengakhiri penjelasannya.[]