Direktur Pamong Institute: Pernyataan Menag Soal Khilafah Sumber Bencana Tak Sesuai Realitas
Mediaumat.id – Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Choumas yang menyatakan bahwa ‘khilafah adalah sumber bencana’ pada Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Ke-20 yang digelar di Surakarta, Jawa Tengah pada 25 hingga 29 Oktober 2021 dinilai tidak sesuai realitas.
“Pernyataan bahwa khilafah hanya menimbulkan bencana bagi umat islam, jelas tak sesuai realitas,” tutur Direktur Pamong Institute Wahyudi Al Maroky kepada Mediaumat.id Senin (8/10/2021).
Ia jelaskan fakta bahwa bencana kemanusiaan yang dialami umat Islam di Palestina dikarenakan serangan brutal Israel, bukan karena khilafah. Begitu juga bencana kemanusiaan yang menimpa umat Islam di Uyghur jelas bukan karena Khilafah.
“Bencana kemanusiaan di Irak dan Suriah hingga ribuan jiwa tewas dan mengungsi, juga bukan karena khilafah, justru mereka menggunakan sistem Republik,” jelasnya.
“Lalu atas dasar apa menyatakan khilafah jadi bencana bagi umat islam,” tambahnya.
Menurutnya jika yang dimaksud bukan sekedar bencana kemanusiaan tapi bencana alam, itu pun tidak sesuai fakta. “Bukankah adanya bencana Gempa Bumi, tanah longsor, sekolah ambruk, kebakaran hutan, kebanjiran, dll. Apakah bencana itu timbul karena kita menggunakan khilafah? Tentu jawabannya tidak,” tegasnya.
Karena, menurutnya kita tahu betul bahwa negeri menggunakan sistem republik yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bukan Khilafah.
Ada sebagian orang yang menyatakan bahwa jika khilafah diterapkan maka akan mengancam persatuan Indonesia. Konon sebagian daerah akan minta pisah dari NKRi terutama wilayah timur. Pernyataan itu pun menurutnya tidak ada faktanya.
“Realitas yang ada, kini kita tidak menggunakan khilafah, tapi ada OPM (organisasi Papua Merdeka) yang ingin merdeka. Padahal saat ini justru kita sedang menggunakan sistem demokrasi dan bukan Khilafah. Jadi jelas adanya keinginan berpisah itu bukan karena Khilafah,” jelasnya.
Realitas Sejarah
Menurutnya, dalam catatan sejarah, justru Khilafah bukan sumber bencana. Bahkan sebaliknya menjadi Rahmat bagi semesta alam.
“Penerapan syariat Islam oleh para Khalifah kala itu, berhasil menciptakan keadilan, kesetaraan, dan rasa aman bagi seluruh warga negara, baik Muslim maupun non Muslim,” ungkapnya.
Tatkala Nabi Muhammad Saw menegakkan Daulah Islam (Negara Islam) di Madinah, struktur masyarakat Islam saat itu tidaklah seragam, bahkan kaum muslim saat itu jumlahnya minoritas. Masyarakat Madinah saat itu dihuni oleh kaum Muslim, Yahudi, Nashrani, dan juga kaum Musyrik.
“Namun, mereka bisa hidup bersama dalam naungan Daulah Islamiyyah dan di bawah otoritas hukum Islam. Entitas-entitas selain Islam tidak dipaksa masuk ke dalam agama Islam. Mereka mendapatkan perlindungan dan hidup berdampingan satu dengan yang lain tanpa ada intimidasi dan gangguan,” jelasnya.
Karena itu, ia mempertanyakan, atas dasar apa khilafah menjadi sumber bencana “Atas dasar apa menuding khilafah berbahaya bahkan sebagai bencana?” pungkasnya. [] Ade Sunandar