Direktur IJM: Seharusnya Pendeta Gilbert Hindari Perkataan yang Lecehkan Agama

 Direktur IJM: Seharusnya Pendeta Gilbert Hindari Perkataan yang Lecehkan Agama

Mediaumat.info – Menyoal kasus penistaan agama dalam khotbah yang disampaikan oleh pendeta Gilbert Lumoindong terkait zakat dan shalat, Direktur Indonesia Justice Monitor mengkritisi seharusnya Pendeta Gilbert menghindari kata-kata yang melecehkan agama lain.

“Seharusnya Pendeta Gilbert ini menghindari kata-kata yang melecehkan agam lain,” tuturnya dalam video Ceramah Pendeta Gilbert Sulut Kemarahan Umat Islam, Jumat (19/4/2024) di kanal YouTube Justice Monitor.

Ia pun menyayangkan sikap Gilbert sebagai pemuka agama yang mengejek cara beribadah Islam.

“Sebagai pemuka agama seharusnya dia mengeluarkan kata-kata yang baik dan tidak menyinggung agama lain apalagi agama Islam yang mayoritas di negeri ini,” sesalnya.

Menurutnya, hal ejeken tersebut tidak pantas diutarakan. “Tindakan mengejek cara beribadah Islam tidak pantas diutarakan, terlebih dia seorang pendeta yang bukan Islam tentunya kan gitu,” tegasnya.

Seharusnya, jelas Agung, Gilbert mengerti bagaimana bertoleransi kepada agama lain yang juga adalah merupakan bagian dari Indonesia jadi tidak perlu sampai mengejek-ejek cara beribadah Islam.

Terus Berulang

Menurut Agung, pelecehan agama ini terus berulang karena umat Islam tidak memiliki pelindung.

“Kejadian pelecehan terhadap Islam menunjukkan bahwa agama Islam tidak memiliki pelindung yang kuat,” ungkapnya

Ia pun mengungkapkan kondisi bagaimana saat Khilafah Utsmani mampu menghentikan Kerajaan Inggris yang ngotot ingin menampilkan pementasan drama yang isinya melecehkan Rasulullah SAW.

“Dulu Khilafah Utsmaniyyah sanggup menghentikan rencana pementasan drama karya Volter yang akan menista kemuliaan Rasulullah SAW,” terangnya.

Saat itu, lanjutnya, Sultan Hamid II langsung mengultimatum Kerajaan Inggris yang bersikukuh tetap akan mengizinkan pementasan drama murahan tersebut. Kerajaan Inggris pun ketakutan dan langsung membatalkan.

“Begitulah ketegasan seorang pemimpin dan penguasa kaum Muslim tatkala Islam dihina dan dinista. ketika syariat Islam dilaksanakan dengan sempurna tidak akan ada penistaan berulang karena tegasnya hukuman dan kepemimpinan yang mampu melindungi dengan adil,” pungkasnya. [] Teti Rostika

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *