Dialog Muharam Tebing Tinggi: Jahiliah Itu Tidak Bisa Bedakan Baik-Buruk, Terpuji-Tercela, dan Benar-Salah

Mediaumat.id – Mantan Atase Pendidikan KBRI di Kairo Assoc. Prof. Dr. Fahmy Lukman, M.Hum. menyatakan jahiliah itu tidak bisa membedakan baik-buruk, terpuji-tercela, dan benar-salah.

“Jahiliah bukanlah bodoh sehingga mudah ditipu, tapi jahiliah itu tidak bisa membedakan mana baik, mana buruk, mana terpuji, mana tercela, mana benar, dan mana yang salah, mereka menyembah berhala yang tidak ada manfaatnya, serta mereka tidak mau berubah,” ujarnya dalam Dialog Muharam: Saatnya Hijrah Kaffah, Ahad (30/7/2023) di Kota Tebing Tinggi.

Kemudian, lanjut Fahmy, Rasulullah SAW mengontak dan mendakwahi masyarakat jahiliah untuk merubah mereka agar lebih baik agar negri mereka menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.

“Tapi, Rasul kemudian dianggap sakit jiwa, gila, penyihir. Rasulullah kemudian diboikot, sahabat-sahabatnya disiksa, bahkan dibunuh. Sama seperti ulama-ulama sekarang yang juga dianggap radikal, dipersekusi, disiksa, dipenjara dan dibunuh,” ujarnya di hadapan ratusan peserta yang hadir.

Dalam kesempatan tersebut, Fahmy juga menyatakan hijrah yang harus dilakukan kaum Muslim sekarang bukanlah hijrah fisik sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah.

“Melainkan hijrah dari pikiran-pikiran jahiliah yaitu liberalisme, sekularisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme, materialisme, demokrasi dan lainnya, menuju pikiran-pikiran islamiah. Tidak cukup berubah pikirannya, tapi juga menerapkan pikiran-pikiran Islam tadi di tengah-tengah kehidupan,” terangnya.

Pembicara lainnya, Muhammad Shiddiq Lubis, S.T. menyampaikan hijrah adalah keniscayaan, tapi faktanya tidak semua menginginkan perubahan, bahkan ada yang menolaknya.

Ia juga menyebutkan, perubahan yang seharusnya adalah perubahan secara kaffah, bukan perubahan yang sak enake udele dewe.

“Perubahan harus sesuai dengan Islam dan aturan harus berubah sesuai aturan Islam karena itu adalah perintah dari Allah yang menciptakan kita,” pungkasnya.[] Muhammad Sidik

Share artikel ini: