Di Ibu Kota Kaum Atheis, Nama Muhammad Telah Menjadi Nama Yang Paling Populer

Nama Muhammad ada dalam daftar nama paling populer di antara mereka yang lahir tahun lalu di ibu kota Jerman, Berlin. Menurut penelitian statistik yang dilakukan oleh Asosiasi Bahasa Jerman, Gesellschaft für deutsche Sprache (GfdS), jumlah anak laki-laki yang lahir pada tahun 2018 di Berlin, 22.177 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 280 anak yang lahir tahun lalu di Berlin menggunakan nama Muhammad, sementara Lewis di urutan kedua dengan 244 anak, dan Emile di urutan ketiga dengan 234 anak. Menurut penelitian statistik Asosiasi Bahasa Jerman, nama Muhammad menduduki peringkat kedua di kota Bremen, pada tahun lalu (kantor berita Anatolia, 2/5/2019).

*** *** ***

Setelah Berlin digambarkan sebagai “ibu kota kaum ateis”, maka statistik tersebut telah menjadi rujukan tentang meningkatnya jumlah kaum Muslim, dan fakta bahwa Islam adalah salah satu agama yang paling berkembang, sebab menurut statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah negara bagian ibukota Jerman (aljazeerah, 16/01/2018), bahwa nama nabi kita yang mulia berada di antara nama-nama yang paling populer di antara anak-anak yang lahir tahun lalu, di ibukota jerman, dan di kota-kota lain juga.

Peningkatan jumlah kaum Muslim di Jerman dan negara-negara Eropa lainnya disertai dengan peningkatan fenomena Islamofobia, serta meningkatnya provokasi dan serangan terhadap Islam dan kaum Muslim, baik dengan melecehkan dan menyerang kaum Muslim seperti serangan terhadap seorang wanita Muslim berhijab di kota Liverpool Inggris, hingga mencederai wajahnya, pekan lalu, atau serangan terhadap masjid, dan yang sasih segar diingatak kita, serangan terhadap dua masjid di Selandia Baru, atau sejumlah pernyataan dan provokasi media dan para politisi Eropa dengan mengarang berbagai tuduhan terhadap Islam dan kaum Muslim.

Dalam hal ini, Kanselir Jerman Angela Merkel (01/05/2019) menyerukan perlunya gerak cepat guna mengalahkan apa yang disebut “ekstremisme Islam”. Seruannya itu sampaikan pada akhir pertemuan KTT luar biasa dengan para pemimpin dari kelompok G5 Sahel.

Sebelumnya, presiden Perancis, Emmanuel Macron telah mengatakan bahwa politik Islam adalah ancaman bagi Republik Perancis dan tengah berusaha untuk menyingkirkannya. Bahkan Marcon menjelaskan telah meminta pemerintahnya untuk tidak menunjukkan solidaritas apapun terhadap gerakan Islam. Sungguh, pernyataan Macron ini terpisah dari konteks apa pun, karena pernyataannya itu bagian dari dialog Macron di hadapan jutaan orang Perancis dalam rangka mengusulkan solusi bagi masalah yang melanda Perancis setelah meletusnya protes gerakan sabuk kuning yang terus dilakukan selama enam bulan. Seolah-olah, dalam hal ini, Marcon berusaha menutupi kegagalannya, dan menutupi kerusakan ideologi kapitalismenya dengan menciptakan fenomena Islamofobia dan provokasi terhadap kaum Muslim.

Akan tetapi permusuhan ini begitu jelas dan telanjang, begitu juga provokasi dan intimidasi terhadap Islam dan kaum Muslim. Dan semua itu telah mengubah sihir menjadi mimpi buruk bagi penyihirnya, sebab Islam telah menjadi tersebar lebih luas di Eropa sebagaimana yang ditunjukkan oleh statistik. “Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (TQS. Al-Anfāl [8] : 30).

Dan kami yakin bahwa masa depan akan menjadi milik Islam dan kaum Muslim, sebab Allah subhānahu wa ta’āla telah menjanjikan kepada kita kemenangan dan kekuasaan dalam kitab-Nya yang mulia, dengan firman-Nya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”(TQS. An-Nūr [24] : 55).

Dan karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kabar gembira kepada kita, melalui sabdanya: “Sungguh, agama ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Allah tidak membiarkan satu rumah pun di kampung dan di kota kecuali Allah masukkan agama ini ke dalamnya dengan kemuliaan Zat yang Maha Perkasa dan kehinaan orang-orang yang hina, kemuliaan yang dengannya Allah memuliakan Islam dan dengan kehinaan yang dengannya Allah menghinakan kekufuran.” (HR Ahmad).

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 04/05/2019.

Share artikel ini: