Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul yang terbukti menjadi pemimpin besar umat manusia dan mampu menegakkan keadilan secara merata. Keadilan yang diberikan Rasulullah dalam kepemimpinannya itu tidak lepas dari penerapan hukum Islam di tengah tengah kehidupan. Hal itu disampaikan Mualim H Sulaiman dalam tausiyahnya pada acara Maulid Nabi, Maulid Peradaban yang diselenggarakan Banuasyariah Channel, Sabtu (14/11/2020) malam.
Salah satu putera pendiri Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidiyah (Rakha) Amuntai ini menyampaikan bahwa Nabi Muhammad selalu bertindak dan berpedoman dengan hukum Islam dalam membina umat.
“Sementara sangat ironis kalau kita yang bukan Nabi, bukan Rasul, bukan aulia dan bukan orang mutaqien ini tidak berpedoman dengan Islam dalam melakukan tindakan.” Tanya Mualim Sulaiman retoris.
Mualim Sulaiman yang menyampaikan tausiyah dari kediamannya melalui media daring zoom kemudian mengutip hadist riwayat Baihaqi, “Islam itu agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi daripada Islam” dilanjutkan dengan mengutip surah Ali Imran ayat 85, “Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.”
Dengan begitu disampaikan Mualim Sulaiman, barangsiapa yang menaati dan mencontoh Rasulullah maka mereka termasuk orang yang taat. Begitu juga sebaliknya yang berpaling dari hukum Islam, mereka sesungguhnya maksiat kepada Allah dan termasuk golongan yang kufur.
Dalam Al Quran Surah An Nisa ayat 58, Allah berfirman kepada Nabi SAW, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil..”
Mualim Sulaiman menyampaikan makna dari kata adil dari ayat 58 surah An Nisa tersebut. Menurutnya, bahwa arti kata adil, yaitu meletakan sesuatu pada tempatnya.
“Artinya bahwa sesuatu itu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Islam. Maka hendaklah segala hal hukum Islam harus diterapkan secara adil, yang sesuai dengan tempatnya..” ucap ulama sepuh asal Hulu Sungai Utara ini.
Mualim Sulaiman juga mencontohkan kondisi penerapan hukum saat ini seperti mata pisau, dimana hanya tajam ke bawah namun tumpul ke atas. “Yang salah itu salah, yang benar itu benar! Jangan sampai terbaik yang salah jadi benar yang benar jadi salah, biasa jadi begitu.”
Padahal penerapan hukum itu harus sesuai pada tempat nya tanpa pandang bulu. Sebagaimana Rasulullah yang pernah mengatakan akan memotong tangan anak nya sendiri jika terbukti mencuri “Rasul sampai pernah mengatakan, andaikan anakku Fatimah mencuri akan aku potong tangan nya. Inilah yang dimaksud meletakan sesuatu pada tempatnya.” kata mualim mengutip sirah Nabi.
Dilanjutkan beliau, Rasulullah melihat keadilan dengan ketaqwaan, karena tanpa ketaqwaan tidak akan mewujud keadilan hakiki. Islam merupakan agama yang sempurna dan dengan hukum islam itulah keadilan yang sempurna akan terwujud.
“Ini amat luar biasa kemana lagi kita harus lari dan mencari pedoman kehidupan selain dengan
Islam, karena Islam bersumber langsung dari kalamullah tidak bersumber dari yang lain. Islam tidak seperti hukum lain, apalagi seperti hukum sekarang ini buatan manusia untuk manusia.” Ucap Mualim Sulaiman menggebu.
Menurutnya, dengan momen cinta Nabi cinta syariat kali ini seharusnya menyadarkan kembali kepada kita untuk menerapkan syariat Islam dalam setiap kondisi apapun dan dalam seluruh aspek kehidupan kita.
“Karena apabila tidak menerapkan hukum Islam, maka merekalah yang termasuk golongan kafir, dan munafik seperti dikatakan dalam Al Quran.” Pungkas Mualim Sulaiman menutup tausiyahnya.[]