Demokrasi vs Islam= Sumber Masalah vs Solusi

 Demokrasi vs Islam= Sumber Masalah vs Solusi

Rabu, 09 Oktober 2019, bertempat di Brown Coffee, Kajian Islam Kaffah Kota Binjai mengadakan acara Ngopi Kaffah (Ngobrol Perkara Islam Kaffah) dengan tema “Politik Demokrasi VS Politik Islam”.

Ustad Abdul Wahab sebagai pembicara pertama menjelaskan tentang demokrasi. Mulai dari pengertian sampai sejarah munculnya demokrasi.

Hakekat demokrasi adalah kedaulatan ada di tangan rakyat yang berwewenang membuat hukum sesuai dengan kehendak mereka berdasarkan suara mayoritas. Rakyat memiliki kesetaraan hak dan bebas menyuarakan pendapatnya. Jadi demokrasi itu adalah sistem pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias politika. Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu yang pertama Legislatif bertugas membuat undang undang. Kedua adalah Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Dan yang ketiga adalah Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang.

Demokrasi menerapkan liberalisme. Dimana ada kebebasan seseorang dalam berbuat, kebebasan berpendapat, kebebasan dalam kepemilikan, dan kebebasan dalam keyakinan atau beragama (pindah keyakinan atau agama sesukanya).

Sementara itu Ustad Julianda sebagai pembicara kedua dalam pemaparannya menyampaikan mengenai Politik Islam.

Pada saat ini umat Islam sangat sulit sekali menyampaikan hal-hal yang berbau politik. Ada yang bilang “jangan ngomongin politik di masjid”. Kemudian ada yang bilang juga “Politik itu kotor, Islam itu suci”. Begitulah politik dalam demokrasi dalam sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan.

Politik dalam Islam sebenarnya bersih. Berbeda dengan politik yang dijalankan di sistem demokrasi sekarang ini.  Pengertian politik dalam Islam dapat diartikan mengurusi urusan umat baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sedangkan dalam demokrasi, politik hanya ingin meraup kekuasaan. Bila pelaku politik tersebut amanah dan yang dijalankan adalah ideologi politiknya Islam, Insya Allah negara ini akan mendapatkan ridho dan keberkahan dari Allah SWT.

Pelaku politik dalam Islam ada 3, yang pertama Individu, kedua adalah masyarakat/parpol, dan yang ketiga adalah negara. Tugas individu dan masyarakat adalah muhasabah atau mengoreksi penguasa dan tugas negara adalah menjalankan dan menerapkan hukum Allah SWT dan mengurusi umat.

Di negara manakah saat ini yang menjalankan politik Islam secara sempurna? Tidak ada. Untuk mewujudkan hal tersebut harus ada sebuah institusi yaitu Khilafah yang menjalankan syariat Islam dalam pimpinan seorang Khalifah. Hanya itulah solusi yang dapat mewujudkan politik Islam secara sempurna dan menyeluruh. Karena hal ini adalah warisan Rasulullah SAW, yang telah terbukti Islam dapat memimpin 2/3 dunia selama kurang lebih 13 abad lamanya.[]

Sumber: shautululama.co

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *