Demokrasi Memberikan Jalan Sempit untuk Islam

Mediaumat.news – Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto mengatakan bahwa pasca berakhirnya pemilu 2019 ini menjadi bukti bahwa sistem demokrasi saaat ini memberikan jalan sempit kepada Islam.

“Sudah jelas bahwa sistem demokrasi ini memberikan jalan sempit kepada Islam,” ujarnya saat Diskusi Publik Tabloid Media Umat dengan tema  Masa Depan Umat Pasca Pemilu Kamis (18/72019), di Gedung Joang 45, Jakarta.

Menurutnya, pasca pemilu ini banyak pendapat yang mengatakan bahwa kemenangan presiden kali ini tidak clear dan banyak permasalahan di dalamnya. Diduga banyak terjadi kecurangan TSM (terstruktur sistematis masif) ditambah brutal. Ini menjadi salah satu bukti,  umat Islam berjuang di era demokrasi modern saat ini sangat susah untuk bisa menang.

Ia menilai seharusnya agenda umat saat ini harus benar-benar berjuang seperti Baginda Rasulullah Saw saat mendakwahkan Islam. Peran ulama dalam hal ini sangat penting.

” Proses ini bisa saja terjadi dengan meminta kepada para ulama dan para habaib untuk bersatu dan bisa mendukung agenda umat dan ini berpotensi untuk mempersatukan umat Islam melalui agenda yang sudah jelas yaitu 212,” ujar Ismail Yusanto.

“Dan umat Islam  berpotensi  bisa menjadi kekuatan dan ini harus kita rawat yaitu pada 212. Dan itu bisa menjadi bekal kita untuk bisa menjadikan Islam sebenarnya atau Islam Kaffah,” jelasnya.

Di acara yang sama  wartawan senior,  Asy’ari Usman mengatakan bahwa pemilu 2019 ini menghasilkan gerbong umat Islam yang dia sebut Islam garis lurus.

Menurut mantan jurnalis BBC London, yang dicari itu pada Islam garis lurus ini adalah yaitu keadilan,  contohnya gerakan 212. Dan Islam garis lurus ini akan bisa menjadi kekuatan yang menjadi gerbong yang pantas dipelihara dan dijadikan warna ke depan.

Sebelumnya, dalam acara yang dimoderatori Pemimpin Redaksi Tabloid Media Umat Farid Wadjdi hadir pula sebagai pembicara Ustadz Asep Sarifudin mewakili Gerakan Kedaulatan Rakyat untuk Keadilan Rakyat dan Kemanusiaan (GERAK KEMANUSIAAN) dan Habib Novel Bamukmin dari Persaudaraan Alumni 212 (PA 212).[] Ghifari

Share artikel ini: