Delapan Misi PM Baru Malaysia Tidak Bawa Perubahan?
Mediaumat.id – Menanggapi 8 misi Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim yang salah satunya adalah memberantas korupsi, Direktur Institut Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara mengatakan tidak akan terjadi perubahan yang signifikan.
“Selama 8 misi tersebut masih di permukaan, tentu saja tidak akan terjadi perubahan yang signifikan. Apalagi nomor satu misi tersebut adalah menuntaskan korupsi di Malaysia secara brutal,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Selasa (29/11/2022).
Menurut Fika, memang tidak dipungkiri bahwa korupsi merajalela di negeri jiran tersebut, dan patut diperangi. Namun, jika dilihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa semua pemimpin politik Malaysia, sebelum naik tahta, bersumpah dengan penuh semangat untuk memberantas korupsi di pemerintahannya. Tapi ironisnya, justru mereka dan partainya saat berkuasa, dililit skandal korupsi.
Fika mengatakan, seruan antirasuah atau antikorupsi sudah terlampau sering dikumandangkan oleh para calon pemimpin Malaysia, terus berulang setiap musim pemilu. Ini sejatinya tidak hanya muak didengar rakyat Malaysia, tetapi juga membuktikan betapa para politisi ini adalah orang-orang yang ucapan atau janjinya tidak bisa dipercaya.
Fika menuturkan, seruan pemberantasan korupsi yang seolah-olah menjadi masalah utama di Malaysia, menunjukkan betapa banyak caleg yang mencalonkan diri justru gagal melihat apa sebenarnya masalah yang ada di negeri jiran itu.
“Masalah sesungguhnya, dan masalah utama di negeri ini bukanlah korupsi, melainkan masalah hukum Allah yang tidak diterapkan secara kaffah,” beber Fika.
Fika menjelaskan, dari awal penjajahan oleh Portugis pada tahun 1511, kemudian disusul oleh Belanda, kemudian Inggris, Jepang, dan kembali lagi ke Inggris yang merupakan penjajah terlama di Malaya, para penjajah tersebut menerapkan sistem dan hukum mereka secara paksa, menghilangkan sedikit demi sedikit hukum Islam yang dipraktikkan di muka bumi Malaya. Sayangnya, sejak kemerdekaannya hingga kini, meski pemerintahan Malaysia telah beberapa kali berganti, sistem penodaan agama yang ditinggalkan penjajah tetap dipertahankan.
Terakhir Fika menilai, solusi yang benar adalah perubahan menyeluruh, dengan mengembalikan ideologi Islam ke pangkuan umat Muslim di Malaysia. Menerapkan sistem hukum Islam secara kaffah baik dari sisi ekonomi, politik, sosial hingga hubungan internasional.
“Dengan begitu warisan penjajah kolonial akan tercabut total dari bumi Melayu. Orang Melayu akan kembali pada jatidirinya sebagai pemenang dan khairu ummah (umat terbaik), yang akan menjadi pengemban Islam terpercaya di Asia Tenggara dan menyebarkan Islam sebagai rahmatan lil alamin,” pungkas Fika.[] Agung Sumartono