Deklarasi Balfour yang Malang Antara Kemarin dan Sekarang
Dengan turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW, yaitu “Bacalah” (TQS. Al-‘Alaq [96] : 1), kemudian “Wahai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan” (TQS. Al-Muddatstsir [74] : 1-2), dunia terbagi menjadi dua kelompok; kelompok orang beriman dan kelompok orang kafir yang memusuhi kelompok orang beriman.
Begitu juga halnya ketika negara Islam berdiri di Madinah, dunia terbagi menjadi dua negara; negara Islam dan negara harb (kafir), hubungan antara kedua negara adalah permusuhan dan peperangan. Allah SWT berfirman:
﴿وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ﴾
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 120).
Sesungguhnya peperangan itu akan terus berlanjut dan tidak akan pernah berhenti. Allah SWT berfirman:
﴿وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا﴾
“Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu jika mereka sanggup.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 217).
Inilah realitas konflik yang terjadi antara Islam dengan agama lain, yaitu konflik peradaban dan ideologi. Allah SWT berfirman:
﴿مَّا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ﴾
“Orang-orang kafir dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan diturunkannya kepadamu suatu kebaikan dari Tuhanmu.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 105).
Dan firman-Nya:
﴿لَا يَرْقُبُونَ فِي مُؤْمِنٍ إِلّاً وَلَا ذِمَّةً وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُعْتَدُونَ﴾
“Mereka tidak memelihara (hubungan) kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (TQS. At-Taubah [9] : 10).
Hal tersebut ditegaskan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi SAW bersabda:
«الْكُفْرُ مِلَّةٌ وَاحِدَةٌ»
“Kekufuran adalah millah (agama) yang satu (sama).”
Kaidah inilah yang mengatur hubungan negara Islam dengan negara-negara lain di dunia, dan semua fiqih (hukum) mengenai perjanjian dan hubungan luar negeri dalam Islam didasarkan pada kaidah “al-wala’ dan al-bara’ (kesetiaan dan penolakan)” yang membagi dunia menjadi dār Islam (negara Islam) dan dār harb (negara kafir), maka konflik yang terjad merupakan konflik peradaban dan ideologi.
Jika kita meninjau sejarah Islam, maka kita menemukan bahwa konflik belum berhenti dan perang tidak akan berakhir sampai Hari Kiamat tiba. Negara-negara Barat yang memerangi pakaian perempuan Muslim tidak akan memberikan belas kasihan kepada kaum Muslim, juga pembantaian dan genosida yang dilakukan mereka dalam Perang Salib di Andalusia, al-Masyriq al-Islami, Balkan, dan di mana pun yang semuanya menjadi saksi kebencian dan kejahatannya. Semua tahu bahwa negara Islam sepanjang sejarahnya tidak pernah mengalami konflik dengan rakyatnya, justru misi negara Islam adalah untuk membawa rakyat dari kegelapan menuju cahaya, dari tirani dan penindasan para penguasa menuju keadilan dan kedamaian Islam. Sungguh peradaban Islam telah menjadi saksi atas kebenaran semua itu.
Perang yang dilakukan oleh penjajah Barat terhadap kaum Muslim yang paling berbahaya, yang paling keji dan jahat, serta yang menimbulkan dampak terbesar terhadap kaum Muslim adalah perang yang berakhir dengan runtuhnya Khilafah Utsmani dan terpecah-belahnya, serta penjajahan Barat terhadap seluruh wilayahnya.
Negara-negara Kristen telah mengikuti rencana dan prosedur paling berbahaya yang diciptakan oleh mentalitas penjajah yang jahat, yaitu sebagai berikut:
- Membagi negeri-negeri Islam menjadi negara-negara kecil dan lemah yang tidak memiliki seluruh komponen negara, sehingga tidak memiliki kekuatan pengambilan keputusan menghadapi penjarahan kekayaan.
- Negara-negara kecil dan lemah ini kemudian dibagi menjadi koloni-koloni berdasarkan negara jajahannya.
- Perbatasan antar negara dibuat untuk menggantikan ikatan Islam yang mempersatukan kaum Muslim dengan ikatan kebangsaan, etnis, dan sektarian yang menjijikkan yang bertentangan dengan akidah Islam, yang menghalangi persatuan dan kebangkitan kaum Muslim.
- Konstitusi dan undang-undang yang terperinci dirumuskan agar semua aspek kehidupan dapat dipengaruhi dan melayani kepentingan Barat.
- Barat mengangkat penguasa-penguasa yang setia kepada mereka, yang memusuhi rakyatnya, yang hanya tahu cara mengabdi pada penjajah, mempertahankan tahtanya, dan memperbanyak saldo di rekeningnya.
- Barat menciptakan tentara dan mengawasi pelatihan serta persenjataan mereka sampai mereka menerapkan doktrin militer yang dikaburkan, sehingga peran mereka menjadi penjaga takhta dan pelindung musuh, bahkan mereka bersaing dengan rakyat mereka dalam perdagangan dan mata pencaharian.
Kemudian muncullah proyek yang paling berbahaya, yaitu pembentukan tanah air nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina untuk mencapai tujuan penjajahan jangka panjang mereka, antara lain:
- Memisahkan negeri-negeri Islam sayap Asia dari sayap Afrika untuk memperkuat upaya memecah-belah negeri-negeri Islam.
- Menanam entitas Yahudi sebagai basis militer sebagai ujung tombak Barat di jantung negeri-negeri Islam.
- Menyediakan semua sarana militer dan tenaga nuklir kepada entitas monster untuk menjadi kekuatan pencegahan dan penguasaan atas negara-negara di kawasan, sebaliknya melemahkan negara-negara Arab dan mencegahnya dari memiliki segala bentuk industri sipil dan militer, termasuk nuklir.
- Memungkinkan entitas bajingan untuk mendominasi perekonomian kawasan melalui proyek investasi serta perjanjian perdagangan, dan menenggelamkan kawasan dengan pinjaman riba.
- Memungkinkan entitas Yahudi untuk mencapai keunggulan ilmu pengetahuan, teknologi dan industri.
- Mengontrol jalur perdagangan internasional.
- Menguasai sumber daya alam di kawasan, termasuk minyak.
- Mendominasi sumber air dan merampasnya dari masyarakat.
- Mendirikan berbagai organisasi regional seperti Liga Negara-Negara Arab, yang merupakan salah satu organisasi pertama yang mengakui entitas Yahudi, serta Uni Teluk, untuk memperkuat nasionalisme dan mencegah persatuan.
- Mendatangkan warga pemukiman Yahudi ke Palestina sebagai geng kriminal bersenjata setelah pengusiran penduduknya, di antara geng yang paling terkenal adalah Haganah, Stern, Irgun, Beitar, dan Palmach, yang dipersenjatai dan disponsori oleh Mandat Inggris. Pembantaian genosida yang paling mengerikan sekalipun mereka lakukan terhadap warga sipil yang tidak berdaya, seperti di Kafr Qasim, Deir Yassin, dan lain-lain. Geng-geng ini kemudian bersatu dan membentuk tentara, setelah 12 hari dari deklarasi berdirinya entitas Yahudi pada tahun 1948 M.
Deklarasi Balfour yang malang, pada bulan November 1917 M, untuk memberikan Palestina kepada rakyat yang tidak ada, merupakan janji seorang penjajah yang bukan pemiliknya kepada mereka yang tidak berhak.
Rakyat Palestina masih menderita karena kebrutalan, penindasan, pembunuhan, pengusiran, dan perang genosida yang sedang berlangsung, yang terbaru kita lihat di Gaza dan Tepi Barat lebih dari setahun yang lalu, yang mengakibatkan ratusan ribu orang menjadi syahid dan terluka, juga lebih dari sepuluh ribu orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan para manula.
Semua ini adalah akibat dari Deklarasi Balfour yang malang, dimana berbagai tragedi dan malapetaka masih dan terus menghantui rakyat Palestina.
Sejarah belum pernah menyaksikan berdirinya negara seperti berdirinya entitas Yahudi. Para pembunuh didatangkan dari berbagai negara yang membentuk geng kriminal dan bersenjata di bawah sponsor internasional. Sebaliknya, mereka melarang rakyat Palestina memiliki pisau untuk membela diri dari geng-geng yang telah diberi lampu hijau untuk melakukan pembantaian paling mengerikan terhadap anak-anak, orang tua, dan wanita. Mereka menjadikan semua kejahatan kejinya sebagai dalih untuk membela diri, seperti yang mereka klaim.
Entitas Yahudi ini adalah benih kejahatan dan geng-geng yang membentuk tentara, lalu rakyat didatangkan untuk mendirikan negara. Jadi, tentara diciptakan sebelum rakyat dan negara ada, sehingga Barat berhasil mewujudkan semua rencananya dengan meloloskan proyeknya.
Inilah Deklarasi Balfour, yang menciptakan entitas ini untuk mengalihkan permusuhan kaum Muslim dari musuh sebenarnya yang masih disponsori, diberikan semua sarana kekuasaan, dan dilengkapi perlindungan politik dan internasional, serta membenarkan semua kejahatan yang dilakukannya.
Sungguh sangat disayangkan bahwa para rezim penguasa di negeri-negeri Islam meminta kepada Inggris yang membuat entitas dan Amerika yang merawatnya agar memberikan keadilan kepada kami, padahal mereka juga negara yang berpartisipasi dalam pembantaian kami. Sehingga kemudian mereka menanggapinya dengan semakin mempermalukan kami, dimana mereka memaksa para rezim untuk menormalisasi hubungan dengan entitas kriminal dan membuka lebar-lebar untuknya agar entitas bisa bebas menyusup ke dalam negeri-negeri Islam, demikian pula para rezim dipaksa untuk mematikan semangat jihad dan memerdekakan negeri yang ada dalam jiwa kami, sementara entitas Yahudi dibiarkan terus melakukan segala kejahatan.
Operasi Banjir Al-Aqsa hadir untuk mengungkap kebenaran konflik tersebut, mengungkap kebencian Barat dan kepalsuan nilai-nilainya, serta mengungkap entitas dan mitranya sebagaimana adanya. Genosida serta pembongkaran rumah, masjid, rumah sakit dan sekolah, juga penyiksaan, pengepungan, kelaparan, penghalalan darah dan kehormatan yang lebih suci di sisi Allah daripada Ka’bah dan lenyapnya dunia.
Peringatan Deklarasi Balfour yang malang telah memperkenalkan pada kami, siapa musuh sebenarnya, sehingga kami mengetahui kebenaran tentang konflik yang sesungguhnya dan alat-alatmya, juga mengetahui solusi yang seharusnya, sehingga tidak ada lagi alasan bagi siapa pun untuk memaafkan semua kejahatannya yang begitu nyata.
Sungguh, luka berdarah umat selama lebih dari seratus tahun telah menyatakan bahwa isu Palestina adalah isu militer untuk membasmi tumor kanker ini. Hal ini dilakukan dengan menggerakkan tentara ke arah yang benar, dengan memaksa penguasa untuk menggerakkan tentara, jika tidak, maka tahta-tahta buatan penjajah dan alat-alatnya harus dihancurkan, serta mencabut semua keputusannya, lalu mengibarkan panji-panji perang dan kebanggaan bagi orang-orang terhormat yang menyatu dengan agamanya dan umatnya untuk menuliskan nama mereka bersama para sahabat yang mulia yang telah membuat ‘Arsy al-Rahman goncang oleh mereka. [] Syeikh Sa’id Ridwan
Sumber: alraiah.net, 13/11/2024.