Mediaumat.news – Bergesernya nalar masyarakat dari bantuan hoaks keluarga Akidi Tio 2 triliun ke pernyataan Jokowi dalam sosialisasi Tax Amnesty 2016 tentang adanya dana 11.000 triliun dinilai Wartawan Senior Hersubeno Arief sebagai public distrust (ketidakpercayaan publik) di tengah masyarakat.
“Ini ada problem legitimasi dari pemerintah. Artinya muncul public distrust yang begitu meluas dari kalangan masyarakat dan manifestasinya itu di media sosial,” tuturnya dalam acara Fokus Live: 2 Triliun Hoaks, 11.000 Triliun? Ahad (8/8/2021) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, ini semacam culture counter dan dekonstruksi kekuasaan. “Jadi ada upaya untuk mendekonstruksi kekuasaan. Itu dari sisi mereka. Kita melihat ada proses dekonstruksi terhadap kekuasaan,” ujarnya.
Ia menilai reaksi masyarakat menuntut prank 11.000 triliun di dunia maya itu bukan masalah sepele. “Itu adalah bagian reaksi masyarakat. Jangan dianggap apa yang terjadi di dunia maya itu bukan manifestasi dari dunia nyata. Di era digital seperti sekarang, apalagi masa pandemi, masyarakat memindahkan aktivitas sosialnya ke dunia maya,” ungkapnya.
Menariknya, menurut Arief, ada upaya pemerintah yang juga mendekonstruksi isu 11.000 triliun itu dengan membuat stempel hoaks. “Kalau kita buka di Kominfo, itukan disebut hoaks. Ada disinformasi. Ada yang membuat disinformasi bahwa pemerintah punya dana 11.000 triliun di luar negeri. Itu memang disinformasi karena Jokowi pada waktu itu konteksnya adalah sosialisasi Tax Amnesty,” ujarnya.
“Artinya, fakta bahwa Presiden Jokowi mengetahui ada dana 11.000 triliun yang di parkir di luar negeri itu bukan hoaks. Tapi seolah-olah disebut hoaks,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it