Dana Moneter Internasional: Residen Baru untuk Sempurnakan Kebijakan Lama

Menteri Keuangan Tunisia, Sihem Bougdiri Namsia, Senin (07/02) bertemu di Kasbah dengan Perwakilan Residen baru Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Tunisia, Marc Gerard, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Pertemuan ini merupakan kesempatan di mana kedua belah pihak membahas fitur kerja sama yang ada antara Tunisia dan Dana Moneter Internasional, serta program kerja untuk periode mendatang (mosaiquefm.net, 07/02/2022).


Bukan rahasia bagi setiap pengamat bahwa pada periode ini Tunisia hidup di tengah krisis keuangan dan ekonomi yang mencekik, yang telah mengancam kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, yang lebih parah dari sebelumnya, terutama dengan dimulainya pencabutan subsidi bahan dasar, harga yang meroket yang menyasar sektor-sektor vital dalam negeri, serta menunda pembayaran gaji dan upah. Melihat semua ini, para pakar menyatakan bahwa negara itu dalam keadaan pailit yang belum diumumkan.

Pada saat kebijakan utang menyebabkan sebagian besar krisis, karena pemerintah berturut-turut menjadi sandera kebijakan yang dikenakan pada mereka oleh lembaga penjarahan internasional dengan dalih “reformasi ekonomi”, dan pemerintah saat ini tampaknya tidak menyimpang dari jalan yang dibuat untuk itu secara politik dan ekonomi, mengingat ekonomi adalah tulang punggung kehidupan sistem kapitalis global dan lembaga keuangannya. Karenanya, mengganti Menteri Keuangan atau mengganti Residen Dana Moneter Internasional di Tunisia, tidak akan pernah berpengaruh pada kebijakan-kebijakan yang dibuat dan program-program yang telah disiapkan sebelumnya untuk membunuh negara secara ekonomi dan menempatkannya di atas piring emas di tangan IMF yang membawa malapetaka.

Oleh karena itu, tidaklah tepat, baik secara rasional atau syariah, jika penanganan krisis ekonomi diserahkan kepada IMF, sebab pembunuh ekonomi ini yang telah memuntahkan racunnya, dan memaksakan keinginannya kepada pemerintah dan rakyat untuk tunduk dan patuh pada resep iblisnya, sehingga mereka tidak mampu melawan dan bangkit, bahkan menjadi benar-benar mati rasa dan koma akibat overdosis dalam menelan obat yang mematikan ini, dengan begitu mereka tidak lagi sadar bahwa mereka sedang di hadapan ular berbisa politik, rentenir besar dan penguasa kapitalisme global.

Sungguh, tidak ada jalan untuk keluar dari siklus ini dan dari akumulasi krisis ini, selain kembali kepada hukum Allah dan pendekatan ilahi yang adil, yang penerapannya diawasi oleh negara Islam, negara Khilafah Rasyidah, dalam berbagai sistem kehidupan, termasuk sistem ekonomi yang menjamin pemerataan distribusi kekayaan, terwujudnya pemeliharaan, kecukupan dan kesejahteraan, serta putus dengan konsep negara retribusi, yang telah diterapkan melalui sistem kapitalis selama beberapa dekade. Adapun pergantian Menteri dan Residen (Direktur), maka itu adalah prosedur formal yang memberikan ilusi adanya perubahan dan memajukan penerapan kebijakan keuangan yang tidak adil dan bahkan tidak bermoral.

Allah subhānahu wa ta’āla berfirman:

﴿فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى * وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى * قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى﴾

Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?’ Allah berfirman: ‘Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan’.” (TQS. Tāhā [20] : 123-126). [Ir. Wissem Latrach]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 09/02/2022.

Share artikel ini: