Mediaumat.info –Dampak pergaulan bebas membawa mudharat (merugikan) dan mafsadat (kemadaratan yang membawa kerusakan).
“Ibu-Ibu, dampak pergaulan bebas itu jelas membawa mudharat dan mafsadat. Tidak ada baiknya sedikit pun,” ungkap Mubalighah Kota Depok Ustadzah Nanik Wijayati dalam Kajian Muslimah Bulanan, Rasulullah Teladan Atasi Pergaulan Bebas Generasi Muda, Sabtu, (14/09/2024) di Depok, Jawa Barat.
Akibatnya, lanjut Ustadzah Nanik, kerusakanlah yang akan terjadi. Di antaranya berupa kerusakan moral: para remaja tidak mengerti etika, tata aturan, rasa malu, hilang sudah semua.
Ditambah lagi kebijakan tidak tepat pemerintah mengeluarkan peraturan penyediaan alat kontrasepsi bagi remaja usia sekolah. “Bukannya mencegah dan menghilangkan, tapi justru kebijakan ini memberikan kemudahan pada anak melakukan kejahatan secara legal,” tegasnya.
“Hamil di luar nikah, aborsi. Hasil pergaulan bebas perlahan tapi pasti membuat mental para remaja menjadi terganggu. Ada yang mengidap gangguan bipolar, gampang marah, gampang senang. Kalau marah, marahnya kebangetan, kalau senang, senangnya kebangetan. Habis ketawa nangis, seperti orang gila,” bebernya di hadapan puluhan peserta.
Ia pun menceritakan perasaan sedihnya saat pergi ke bangsal psikiatri RSCM dan Duren Sawit.
“Saya pernah datang ke bangsal psikiatri RSCM dan Duren Sawit, tempat untuk perawatan orang-orang dengan gangguan jiwa. Saya sedih melihatnya. Banyak banget anak-anak cantik, anak-anak ganteng, anak-anak orang baik-baik. Mereka harus masuk ke situ gara-gara pergaulannya salah. Mungkin dia yang awalnya cuman sama-sama ngerokok, nongkrong ngerokok bareng, kemudian diajak minum, kemudian diajak apa segala macam. Akhirnya, otaknya eror, Bu, emosinya juga eror. Gangguan mental,” jelasnya.
Ia pun pernah ketemu seorang anak saat naik kereta, baru ngobrol sebentar lalu si anak cerita kalau ia orang bipolar, orang tuanya begini, begitu. Si anak juga mengaku penghafal Qur’an, pernah mencoba bunuh diri di kolam renang, ceritanya itu begitu tegas yang semua orang bisa dengar.
“Kayaknya anak ini baik-baik saja, ternyata mentalnya sudah terganggu. Sakit anak ini sepertinya sudah mengkhawatirkan,” ungkapnya.
Ia juga pernah mendampingi mahasiwa yang kena gangguan mental. “Saya pernah mendampingi anak kuliah, kena gangguan mental, tiap bulan masuk rumah sakit jiwa. Seminggu keluar, bulan depan masuk lagi. Begitu terus. Ini anak pinter,” terangnya.
Ia pun meminta kepada ibu-ibu yang hadir di majelis tersebut untuk mengarahkan, mendorong, merangkul, dukung dan selamatkan anak-anak mereka dari bahaya pergaulan bebas yang sudah dijelaskan di atas.
“Buatkan pengajian untuk remaja. Ya kalau TPA gampang Bu nyuruh anak-anak ngaji, tapi kalau anak-anak SMP-SMA pada nolak, apalagi yang sudah kuliah. Mereka harus berkumpul dengan teman yang sama. Kajian-kajian semacam itu sebenarnya ada, dan kita harus mengarahkan dan mendorong mereka untuk ikut. Rangkul dan dukung anak-anak kita, selamatkan mereka dari bahaya pergaulan bebas,” pungkasnya. [] Fatmah R. Ginting
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat