Dampak Perang Rusia di Ukraina

Soal:

Dinyatakan di France 24 pada 01/10/2022: “Seorang juru bicara militer Ukraina mengumumkan masuknya pasukan Ukraina ke kota Lyman di Ukraina timur (di wilayah Donetsk) setelah mengepung pasukan Rusia…”. dan Presiden Rusia Putin pada hari Rabu telah memerintahkan “mobilisasi pertama di negaranya sejak Perang Dunia II, setelah terjadi kemunduran besar di medan perang di Ukraina…” (Euronews, 21/09/2022). Ini terjadi setelah serangan balik yang mana Ukraina merebut kembali wilayah luas yang telah diduduki Rusia: “Wakil Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan pada hari Minggu dalam pernyataan kepada televisi al-Hurra bahwa Ukraina merebut kembali wilayah seluas 10 ribu kilometer persegi yang telah diduduki Rusia di Ukraina timur… Dia menjelaskan bahwa Kyiev menerima banyak dukungan dari negara-negara Barat dan kami berhasil dalam serangan balik kami di timur…” (al-Balad, Ahad, 18/9/2022).

Pertanyaannya sekarang: apakah Rusia benar-benar lemah dari aspek militer? Atau bahwa pasokan senjata Barat telah berlipat ganda secara besar? Apakah mobilisasi parsial pasukan cadangan di Rusia akan membalikkan keadaan? Kemudian apa makna aneksasi empat wilayah Ukraina oleh Rusia padahal Ukraina pada hari berikutnya merebut kembali wilayah Lyman yang merupakan bagian dari keempat wilayah itu? Apakah mungkin Rusia menarik diri dari aneksasi?

 

Jawab:

Supaya dapat terkristalkan hakikat-hakikat baru dan memahami sejauh mana dimensi dan dampaknya maka di awal harus ditegaskan bahwa perang besar adalah jalan yang paling cepat dan paling menjamin dalam perubahan perimbangan kekuatan secara riil. Begitulah dalam sejarah. Dan dengan mengikuti perkembangan perang di Ukraina, menjadi jelas hal-hal berikut:

1- Rusia memicu perang di Ukraina tidak hanya untuk membela orang-orang berbahasa Rusia di wilayah Donbas saja, meski Rusia berdalih dengan hal itu. Tetapi Rusia memicunya juga untuk memperkuat posisi internasionalnya. Pada saat di ambang memicu perang itu, Rusia meminta jaminan keamanan dari Eropa, Amerika dan NATO. Dan jaminan tersebut mencakup bahwa Ukraina tidak akan dimasukkan dalam aliansi NATO. Tujuan Rusia ini dihasilkan dari apa yang Rusia anggap sebagai ketidakadilan Barat terhadap Rusia dan serangan terhadap posisi internasional Rusia sebagai kekuatan nuklir kelas satu. Semua itu tampak jelas dalam semua pernyataan yang dikeluarkan oleh Moskow menjelang perang. Hal itu juga ditegaskan oleh desakan Moskow atas jaminan tersebut dan bahwa Amerika dan Barat harus memberikannya dalam bentuk tertulis.  Oleh karena itu, dan ini sangat penting, Amerika, dan diikuti oleh Eropa dalam hal itu, telah menangani perang Rusia sebagai pemberontakan terhadap sistem internasional dan bukan hanya klaim atas sebagian wilayah dari Ukraina atau untuk membela orang berbahasa Rusia di Ukraina timur. Perlakuan Amerika dan Barat ini berbeda sama sekali dari kejadian serupa pada tahun 2014 ketika Rusia menganeksasi semenanjung Krimea, yakni sekarang Amerika menanganinya pada tingkat berurusan dengan negara besar yang memberontak melawan sistem internasional Barat, yang dipimpin oleh Amerika sendirian.

2- Oleh karena itu, respon Amerika dan Eropa sangat keras terhadap Rusia. Rusia, yang terkenal dengan kebodohan politiknya, tidak memperkirakan itu … Amerika dan Eropa memberlakukan sanksi terberat dalam sejarah, membekukan dana Rusia di luar negeri. Amerika dan negara-negara Eropa memutuskan hubungan mereka dengan Rusia meskipun Eropa sangat membutuhkan minyak dan gas dari Rusia. Dan Eropa, khususnya Jerman, mulai kembali mempersenjatai diri. Amerika dan Eropa memberikan dukungan militer besar-besaran ke Ukraina. Setelah perang Rusia di Ukraina, Amerika menunjukkan kepemimpinannya terhadap Barat dengan jelas dan tidak lagi ambigu setelah hal itu menjadi diragukan selama era mantan Presiden Trump. Amerika menutupi banyak celah dalam hubungannya dengan sekutunya. Dan karena hakikat kekuatan Rusia yang mendorong Moskow maju tidak jelas pada awal perang, seperti jelasnya hal itu hari ini lebih dari setengah tahun setelah Rusia masuk ke Ukraina, maka Amerika mulai memberikan bantuan militer ke Ukraina secara bertahap. Amerika mengamati reaksi Moskow terhadapnya. Dan seiring berlalunya waktu, garis merah Rusia mulai jatuh satu demi satu. Dan kemudian Amerika dan diikuti oleh sekutunya, menjatuhkan garis-garis merah Rusia itu lalu melewatinya tanpa Rusia dapat mencegahnya. Dan penjatuhan garis merah-garis merah ini tercermin dengan memberikan bantuan militer ke Ukraina dan meningkatkannya secara kuantitas dan kualitasnya, dari defensif ke ofensif… Begitulah, setelah dahulu Amerika tidak mendorong Ukraina untuk menyerang Rusia di Krimea, sekarang Amerika menjadi mendorongnya ….

3- Dengan kebodohan strategisnya, Rusia bergegas dengan ceroboh untuk menduduki tanah Ukraina. Dan karena perasaan superioritasnya atas Ukraina, Rusia bergegas secara mendalam menuju ibukota, Kyiev, dan gagal mendudukinya lalu mundur ke Donbass. Tetapi mundur ke Donbass ini mengungkapkan kelemahan besar di dalam militer Rusia. Rusia tidak memperlihatikan pesawat-pesawat tempurnya dan mengendalikan suasana di Ukraina. Rusia juga tidak dapat memberikan dukungan logistik kepada pasukannya yang maju di garis depan. Rusia terkejut dengan skala perlawanan Ukraina, berlawanan dengan apa yang diperkirakan oleh intelijennya. Begitulah, kelemahan militer yang berbahaya di dalam militer Rusia terungkap, yang menciptakan harapan besar di Washington atas kekalahan Rusia di Ukraina. Dan ternyata pernyataan Presiden Rusia Putin tentang kekuatan Rusia tidak sesuai dengan kinerja lapangan yang lemah dari pasukannya. Dan berdasarkan terjadinya kelemahan yang terungkap di lapangan ini, kedutaan-kedutaan asing pun kembali lagi ke Kyiev setelah sebelumnya ditutup dan para pejabat Barat berbondong-bondong ke ibukota Ukraina …

4- Kemudian Amerika mulai mengumumkan tujuan bantuan militer ke Ukraina. Pengumuman tujuan Amerika ini memiliki efek petir di Moskow. Amerika mengumpulkan informasi intelijen lapangan melalui satelit untuk Ukraina dan memberi Ukraina saran-saran militer. Sampai-sampai Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS mengatakan bahwa dia menelepon sejawat Ukrainanya tujuh kali seminggu (al-Jazeera, September 2022). Dengan semua ukuran, hal itu berarti bahwa Amerika menganggap perang di Ukraina sebagai perangnya, tetapi tanpa partisipasi langsung Amerika di dalamnya. Dan benar, Amerika mengumumkan setiap minggu pemberian bantuan militer tambahan ke Ukraina dalam miliaran dolar, dalam artian bahwa Amerika bertekad untuk mengalahkan Rusia di Ukraina dan menghapusnya dari daftar negara-negara besar. Dan inilah yang sekarang disadari oleh Rusia, tetapi sudah terlambat!

5- Di antara indikator kelemahan strategis Rusia yang juga terungkap adalah bahwa Rusia terus memasok minyak dan gas ke Eropa selama enam bulan perang, meskipun Eropa mengumumkan secara terbuka dan terang-terangan bahwa Eropa sedang berada di jalan yang pasti untuk melepaskan diri dari impor minyak dan gas Rusia. Artinya. Rusia tidak segera memotong minyak dan gas dari negara-negara yang menyatakan permusuhan mereka di pagi dan sore. Dan ini menunjukkan besarnya kebutuhan Moskow atas dana, meskipun Rusia menyombongkan diri bahwa ekonominya tidak terpengaruh oleh sanksi Barat dan bahwa rubel teguh dalam menghadapi sanksi! Dan jika Rusia telah benar-benar memutuskan jalur pasokan gas Nord Stream 1 pada awal September 2022 sebelum terjadi ledakan, namun ini sudah sangat terlambat. Dan Rusia pun terus menyatakan bahwa Rusia adalah pemasok energi yang dapat diandalkan. Ini di satu sisi. Di sisi lain, jalur lain untuk memasok gas ke Eropa, seperti jalur pipa “Yamal” yang melintasi Polandia, jalur “Progress” dan “Soyuz” yang melintasi Ukraina, dan jalur “Turk Stream” yang melintasi Turki, semuanya masih beroperasi dan memasok Eropa dengan gas, kecuali cabang-cabang yang dipotong oleh Polandia dan Ukraina tetapi bukan Rusia yang memotongnya. Jadi kebutuhan Rusia akan dana telah membuatnya kehilangan martabatnya di kancah internasional. Dan ini bertentangan dengan upayanya sebelum perang untuk meningkatkan posisi internasionalnya…!

6- Kemudian, Rusia dikejutkan oleh sikap Cina baru-baru ini yang muncul selama KTT Samarkand untuk para pemimpin Organisasi Shanghai (Shanghai Cooperation) yang diadakan pada pertengahan September 2022, yakni tidak lama setelah kekalahan Rusia di Kharkov. Sikap Cina yang diungkapkan sendiri oleh presiden Rusia ketika dia mengungkapkan pemahamannya atas “ketakutan dan kekhawatiran Cina” dari perang di Ukraina. Putin berkata dalam pertemuan pertamanya dengan mitranya dari China sejak dimulainya perang Rusia di Ukraina – bahwa Rusia menghargai sikap “yang seimbang” China dalam krisis Ukraina (al-Jazeera.net, 15/9/2022).  Begitulah, menjadi jelas bagi Rusia bahwa Cina, yang dengannya ia menandatangani perjanjian kerja sama “sepenuhnya” sebelum perang di Ukraina, sikapnya telah menjadi “seimbang”, yang berarti bahwa Cina tidak bersama Rusia maupun dengan Ukraina dan Barat. Dan secara riil bahkan Cina menahan diri tidak menyebut nama “Ukraina” dalam pernyataan bersamanya dengan Rusia di KTT Shanghai dan dalam pernyataan presiden Cina, tetapi Cina hanya mengisyaratkan hal itu. Tidak ada orang berakal yang meragukan bahwa Amerika menjelaskan kepada Cina bahaya dukungan apa pun dari Cina untuk Rusia dalam perangnya di Ukraina. Dan itu merupakan perkara yang tidak diragukan lagi bahwa China memenuhinya kepada Amerika karena khawatir terhadap perdagangan internasionalnya… Oleh karena itu, Cina tidak mendukung Rusia melawan resolusi Dewan Keamanan yang mengutuk pencaplokan empat wilayah di Ukraina. France 24 pada 01/10/2022 melansir sebagai berikut: “Rusia pada hari Jumat menggunakan hak vetonya untuk mencegah diadopsinya rancangan resolusi di Dewan Keamanan yang mengutuk pencaplokannya atas empat wilayah Ukraina… Rancangan resolusi yang disiapkan oleh Amerika Serikat dan Albania itu didukung oleh sepuluh negara anggota Dewan Keamanan, berbanding dengan empat negara yang abstain, yaitu: Cina, India, Brasil, dan Gabon  …”.

7- Mengingat semua hal di atas, serangan Rusia ke Ukraina yang tidak berhasil membuat Ukraina menyerah pada syarat-syarat Rusia, hal itu mengungkapkan kelemahan militer Rusia yang serius. Dan juga mengungkapkan dukungan militer kualitatif dan besar dari Amerika dan Barat kepada Ukraina, yang sebagiannya terang-terangan dan sebagian lainnya rahasia. Dan karena Rusia telah melihat fakta-fakta baru tersebut dan yang tidak dia duga sebelum perang, maka pada 12/9/2022, Lavrov menyebutkan bahwa Rusia tidak menolak negosiasi dengan Ukraina (kanal televisi al-Jazeera, 12/9/2022).  Tetapi Rusia menyadari bahwa syarat-syarat penyerahan yang Rusia tempatkan di atas meja Ukraina pada hari-hari pertama perang, syarat-syarat itu telah menguap, dan tidak ada harapan untuk mengembalikan syarat-syarat Rusia itu kecuali dengan penggunaan senjata nuklir, yang mungkin merupakan kartu terakhir Rusia secara mutlak. Tetapi Rusia juga tahu bahwa penggunaan senjata nuklir akan menarik Amerika ke dalam perang dengan satu atau lain cara. Padahal Rusia tidak dapat mencapai kemenangan dalam perangnya dengan militer Ukraina yang menerima bantuan-bantuan Amerika, lalu bagaimana Rusia mungkin mencapai kemenangan jika militer Amerika berpartisipasi langsung di dalam perang. Oleh karena itu, setelah serangan ke Ukraina, Rusia berada dalam situasi “dalam kesulitan yang tidak ada jalan keluarnya”.

8- Rusia menyadari semua bahaya ini. Presiden Rusia menunjukkan penolakannya untuk kalah. “Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial tentara, mengisyaratkan kepada situasi negaranya menghadapi ancaman nuklir” (al-Jazeera.net, 21/9/2022). Dan juga “perwakilan wilayah Lugansk, Donetsk, Kherson dan Zaporozhye yang didukung oleh Rusia mengumumkan tekad mereka untuk menyelenggarakan referendum untuk bergabung dengan Rusia dari 23 hingga 27 September ini” (Kantor Berita Anadolu Turki, 21/9/2022)… Dan secara riil, referendum itu terjadi dan hasilnya adalah penggabungan… Al-Jazeera.net pada 30/9/2022 melansir sebagai berikut: “Presiden Rusia Putin mengumumkan bahwa wilayah Lugansk, Donetsk, Zaporozhye dan Kherson Ukraina telah menjadi Rusia. Sebagaimana dia mengritik dalam pidato panjangnya atas apa yang dia sebut kontrol Barat terhadap sistem global. Sementara itu, Presiden Ukraina Zelensky menegaskan bahwa negaranya telah mengambil “langkah tegas” sebagai respon terhadap tindakan Rusia”. Namun demikian, militer Ukraina terus melakukan aksi militer di empat wilayah ini … Dinyatakan di website France 24 pada 01/10/2022: “Seorang juru bicara militer Ukraina mengumumkan masuknya pasukan Ukraina ke kota Lyman di timur negara itu, setelah mengepung pasukan Rusia di sekitar benteng yang sangat penting bagi Moskow. Sementara Rusia mengkonfirmasi bahwa ribuan orang telah mundur dari kota itu di tengah berlanjutnya pertempuran. Hal itu terjadi ketika Moskow terus meningkatkannya secara politis, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat menyetujui penggabungan empat wilayah Ukraina… Kementerian Pertahanan Ukraina menulis di Twitter “Pasukan serangan udara Ukraina memasuki Lyman di wilayah Donetsk”. Tak lama sebelum itu, militer Ukraina mengatakan bahwa mereka mengepung ribuan tentara Rusia di kota yang ada di wilayah Donetsk yang dianeksasi oleh Rusia pada Jumat”.

9- Dengan mendalami sikap-sikap Rusia setelah semua yang terjadi ini maka menjadi jelas hal-hal berikut:

a- Seperti mentalitas Rusia sepanjang sejarah, Rusia melihat pada perolehan-peroelahan wilayah dan ingin mempertahankannya dengan harga berapa pun. Oleh karena itu, Rusia melakukan referendum di wilayah yang dikuasainya secara keseluruhan atau sebagian, untuk digabungkan ke Rusia. Dan Rusia menjadikan hal itu sebagai perkara yang benar-benar terjadi. Dalam arti bahwa Rusia ingin mengatakan bahwa wilayah-wilayah baru ini (Lugansk, Donetsk, Zaporozhye dan Kherson) telah menjadi wilayah Rusia dan bahwa serangan terhadap keempat wilayah itu adalah serangan terhadap Rusia. Dan juga bahwa hal itu telah mengharuskan untuk membela mereka menggunakan senjata nuklir menurut persyaratan apa yang disebut oleh Rusia “doktrin militer-nuklir Rusia”. Artinya, Rusia ingin menakut-nakuti Amerika dan negara-negara Eropa dengan bahaya mendukung militer Ukraina dengan menyerang wilayah Rusia dan juga nenakut-nakuti militer Ukraina sendiri. Semua ini menunjukkan kelemahan militer Rusia dan bahwa Rusia merujuk kepada isyarat senjata nuklir setelah ketidakmampuannya untuk menang di Ukraina meskipun ada semacam perjanjian internasional yang melarang penggunaan senjata nuklir di dalam perang…

b- Pengumuman mobilisasi umum secara parsial untuk merekrut 300.000 tentara dari tentara cadangan, padahal jumlah yang jauh lebih besar telah direkrut. Semua itu secara tidak langsung menunjukkan kelemahan militer Rusia dan bahwa militer Rusia tidak dapat merealisasi tujuan Rusia di Ukraina. Juga secara tidak langsung menunjukkan bahwa kerugian besar manusia yang diderita Rusia membuatnya membutuhkan tentara cadangan. Meski demikian Rusia masih saja berbangga diri bahwa Rusia tidak berperang tetapi melakukan operasi militer khusus.

10- Kemungkinan besar perang di Ukraina telah memasuki fase eskalasi yang diliputi dengan bahaya besar. Jika yang dinginkan oleh Rusia adalah merehabilitasi dirinya sendiri, maka Rusia akan membakar semua yang basah dan yang kering di Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Ini jika Rusia memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukannya. Dan banyak indikator menunjukkan kemampuan Rusia semakin berkurang dan kemauannya melemah. Rusia telah menyadari setelah kesempatannya berlalu, bahwa dalam satu atau lain cara, Rusia menghadapi Amerika dan negara-negara Eropa di medan Ukraina. Dan jika negara-negara Eropa tetap membuka sedikit pintu mereka untuk menghindari Rusia, berbeda dengan Amerika yang membuat Rusia kembali gila. Rencana Eropa untuk meninggalkan minyak Rusia adalah akhir tahun ini dan setelah itu gas. Semua ini membuat negara-negara Eropa semakin garang dalam menghadapi Rusia. Dan ini terlihat dari eskalasi retorika Jerman terhadap Rusia dan peningkatan persenjataan Jerman. Dari referendum wilayah Ukraina untuk bergabung dengan Rusia, Rusia ingin untuk membuat capaian Rusia di wilayah-wilayah ini menjadi perkara riil yang diterima oleh semua, dan menjaga ambiguitas penggunaan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayah-wilayah ini. Tetapi, Barat menolak referendum ini dan mengumumkan bahwa akan terus mendukung Ukraina secara militer. Dan bahkan akan menyediakan sistem pertahanan udara yang lebih maju untuk Ukraina. Dan di sini kesulitan Rusia semakin rumit.

11- Adapun masalah deklarasi mobilisasi, menurut pakar militer, masalah mobilisasi dan mendatangkan tentara cadangan yang tidak terlatih tidak akan banyak menguntungkan militer Rusia. Masalah kelemahan militer Rusia jauh lebih dalam daripada yang dipaksakan oleh peningkatan jumlah tentara. Karena kelemahan itu adalah masalah kepemimpinan dan masalah peralatan yang tidak tersedia saat ini di Rusia. Dan meskipun Rusia mengoperasikan industri-industri militernya. dan industri-industri produksi ganda untuk kepentingan militer dengan kapasitas maksimum dan seolah-olah berada dalam perang dunia, hanya saja hal itu tidak akan menentukan. Sebab Amerika dan negara-negara Eropa juga mensuplay Ukraina dengan apa yang dibutuhkan oleh militer Ukraina. Dan jika kerugian besar tentara Rusia di Ukraina terus berlanjut, maka tekanan besar akan dialami oleh Kremlin dari dalam Rusia sendiri untuk menghentikan perang. Tekanan ini akan meningkat dengan meledaknya jalur pipa Nord Stream Rusia di Laut Baltik dan mengakibatkan terputusnya harapan Eropa akan gas alam Rusia yang murah. Semua ini menempatkan Rusia dalam situasi menghadapi permusuhan Eropa yang lebih besar, yaitu tercermin dalam meningkatnya dukungan untuk militer Ukraina dan melemahnya suara-suara Eropa yang menyerukan rekonsiliasi dengan Rusia untuk mendapatkan gas murah. Ini di samping mundurnya sikap Cina, dan dengan begitu perasaan Rusia bahwa ia sendirian di medan konfrontasi dengan Amerika dan Barat makin meningkat, dengan makna bahwa Cina telah berlepas diri dari Rusia secara besar. Semua ini memicu kritik-kritik di dalam negeri dan secara luas kepada para pemimpin Kremlin bahwa perhitungan mereka salah, artinya menyalahkan mereka dengan adanya kesulitan baru Rusia.

12- Adapun ancaman nuklir Rusia, pertama-tama Rusia tidak memiliki keinginan yang riil, karena intelijen Barat tidak melihat adanya gerakan baru dari kekuatan nuklir Rusia. Sesuatu yang meningkatkan keyakinan Barat bahwa ancaman Putin ini lebih dekat kepada intimidasi daripada penggunaan senjata nuklir secara riil. Dan karena Amerika dan negara-negara Eropa tidak menunjukkan rasa takut mereka terhadap senjata nuklir Rusia, meskipun mereka mengatakan bahwa mereka menganggap serius ancaman ini, terutama karena yang dimaksudkan secara dominan adalah medan Ukraina dan bukan Barat itu sendiri. Juga meskipun Amerika mengumumkan bahwa mereka akan merespons setiap penggunaan senjata nuklir Rusia di Ukraina, hingga meskipun membalas dengan senjata konvensional untuk mencegah perang nuklir antara Rusia dan Amerika. Semua itu dapat menyebabkan Rusia kehilangan kekuatan penggentar dari senjata terakhir yang dimilikinya. Dan bisa jadi senjatanya itu malah akan menjerumuskan Rusia dalam bencana dalam penyelesaian pasca perang.

13- Adapun mundurnya Rusia dari aneksasi, sebagaimana dinyatakan dalam pertanyaan, maka itu berarti penghapusan Rusia dari konstelasi internasional dan mengakhiri pengaruhnya di dalam konstelasi internasional. Dan ini merupakan masalah berat bagi kepemimpinan Rusia. Maka kemungkinannya Rusia akan berhenti pada empat wilayah ini, yakni pada batas-batas wilayah di mana Rusia melakukan referendum penggabungan ke Rusia. Dan mungkin lebih dari itu sedikit dengan mencoba merebut kembali wilayah yang hilang di Kharkov, sehingga presiden Rusia tampak “kuat” di depan rakyatnya dan telah membawa perolehan wilayah baru ke Rusia setelah sebelumnya membawa Krimea pada tahun 2014 ke wilayah Rusia. Dan jika ini tercapai, maka itu merupakan target kecil untuk negara yang tampil dengan tampilan sebagai negara besar yang mengancam untuk menelan seluruh Ukraina dalam waktu singkat. Tetapi di sisi sebaliknya, Amerika dan negara-negara Barat mendorong Ukraina dan mendukung militer Ukraina untuk membebaskan daerah-daerah yang diduduki oleh Rusia itu. Dan di antara peningkatan dukungan militer Barat untuk Ukraina dan mobilisasi tentara cadangan Rusia, maka zona perang di Ukraina kemungkinan besar akan menjadi pertempuran yang makin intens, dan perang itu akan berlangsung untuk waktu yang lebih lama. Dan sementara melemahnya jaminan Rusia akan memenangkan perang kecuali dengan menggunakan senjata nuklir, maka perang di Ukraina tetap terbuka untuk lebih banyak bahaya internasional … Dan jika Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov mengingatkan bahwa Rusia tidak menolak negosiasi, tetapi Amerika dan Inggris secara khusus menunjukkan tekad mereka untuk menjadikan Ukraina arena di mana Rusia dihapus dari daftar negara-negara besar. Dan di antara konflik keinginan ini, arena Ukraina akan tetap penuh kejutan yang dapat membalikkan keadaan.

14- Terakhir, negara-negara besar di dunia saat ini bertarung satu sama lain untuk mewujudkan ambisi brutal mereka tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan atau moral. Ketidakadilan dalam pandangan mereka berubah menjadi keadilan jika hal itu dapat mewujudkan apa yang mereka inginkan, bahkan jika pun itu merugikan orang lain, bahkan jika itu semuanya buruk. Negara-negara itu telah melakukan banyak kerusakan di muka bumi. Dunia tidak akan menjadi baik kecuali dengan lenyapnya mereka. Dan kemudian al-Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian kembali melalui perjuangan orang-orang yang berjuang dan berkat pertolongan Rabb semesta alam.

﴿وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ * بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ﴾

“Dan di hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang” (TQs ar-Rum [20]: 4-5).

 

06 Rabiul Awwal 1444 H

02 Oktober  2022 M

 

https://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/84635.html

 

Share artikel ini: