Dalami Bahasa Arab dan Tak Hafal Nama Parpol Jadi Indikasi Terorisme, Pengamat: Semakin Ngawur
Mediaumat.news – Pernyataan Pengamat Intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati yang mengkhawatirkan munculnya ancaman terorisme dengan indikasi anak muda sekarang lebih suka memperbanyak bahasa Arab tapi tidak mau menghafal menteri-menteri dan tidak mau menghafal parpol-parpol, dinilai semakin ngawur dan terang-terangan menyasar kaum Muslim dan ajaran Islam.
“Apa yang dinyatakan pengamat intelijen ini gambaran isu terorisme makin ngawur dan terang-terangan menyasar kaum Muslim dan ajaran Islam,” ujar Pengamat Sosial Politik Iwan Januar kepada Mediaumat.news, Rabu (8/9/2021).
Iwan mempertanyakan, apa kaitannya isu terorisme dengan tidak hafal nama-nama parpol. Sepenting apakah rakyat harus hafal nama parpol? Sampai bila tidak hafal dianggap terpapar paham teorisme.
Menurut Iwan, sebagai seorang pengamat intelijen, Susaningtyas harus ingat bahwa para koruptor yang menggarong uang rakyat itu rata-rata orang parpol, mereka juga hafal Pancasila dan UUD 1945.
Iwan menegaskan, bahwa bahasa Arab itu ajaran Islam. Para ulama sepakat wajibnya mempelajari bahasa Arab. “Menyatakan pengajaran bahasa Arab sebagai indikasi terorisme ini sudah penistaan terhadap salah satu ajaran Islam dan jelas Islamofobia” pungkas Iwan.[] Agung Sumartono