Mediaumat.info – Langkah pemerintah Inggris yang mengusulkan pelarangan kelompok politik Islamis Sunni termasuk di dalamnya Hizbut Tahrir Inggris, dinilai Craig Murray, mantan diplomat Inggris dan aktivis hak asasi manusia (HAM), sebagai tindakan konyol.
“Ini konyol,” ujarnya dalam pesan tertulis di akun X (Twitter) pribadinya, @CraigMurrayOrg, Selasa (16/1/2024).
Menurutnya, pemerintah Inggris secara aktif telah menyelidiki HT dan mengadakan banyak tinjauan resmi tentang pelarangannya selama 25 tahun. Namun justru menemukan di setiap aktivitasnya memiliki filosofi non-kekerasan.
“Kesimpulannya, setiap saat adalah bahwa Hizbut Tahrir memiliki filosofi non-kekerasan dan karenanya tidak boleh dilarang,” tandasnya, yang sebelumnya mengaku ikut ambil bagian dalam penyelidikan itu.
Seperti dilansir tempo.co (16/1), pemerintah Inggris, melalui Menteri Dalam Negeri James Cleverly, pada pada Senin, 15 Januari 2024, mengusulkan pelarangan kelompok Islamis global HT.
Namun Cleverly menambahkan, pelarangan terhadap kelompok politik Islamis Sunni – yang menempatkannya setara dengan Al-Qaeda atau ISIS – akan mulai berlaku mulai 19 Januari jika disetujui oleh parlemen.
Penting dipahami, sebagaimana pernyataan Dr. Nazreen Nawaz, Direktur Divisi Muslimah di Kantor Media Pusat HT, dalam pesan di aplikasi X dengan nama akun @WomenForKhilafa (16/1), pengumuman pelarangan itu bukanlah keputusan terhadap partai, dalam hal ini HT.
Tetapi, kata Nawaz lebih lanjut, rencana tersebut ditujukan ke setiap Muslim yang menyerukan pembebasan Palestina dari pendudukan brutal Zionis penjajah dan menggantinya dengan sistem Islam yang adil.
Artinya, dengan keadilan dimaksud, umat Muslim, Yahudi dan Kristen sama-sama akan menikmati keamanan dan hak-hak mereka yang diberikan oleh Tuhan. [] Zainul Krian