Cina Sebut Demokrasi AS Lelucon, Begini Kata Analis Senior

 Cina Sebut Demokrasi AS Lelucon, Begini Kata Analis Senior

Mediaumat.id – Menanggapi pernyataan Wakil Direktur Kantor Riset Kebijakan Komite Pusat Partai Komunis Cina Tian Peiyan, yang mengatakan ‘konferensi demokrasi yang hendak digelar Amerika Serikat (AS) adalah lelucon sebab sistem politik Amerika tidak mewakili demokrasi yang sebenarnya’, Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan mengatakan bahwa wajah asli demokrasi memang seperti itu penuh dengan tipuan.

“Apa yang dikatakan oleh Cina bahwa demokrasinya Amerika itu demokrasi gadungan, ya memang wajah aslinya demokrasi seperti itu, penuh dengan tipuan, maka kita jangan pernah tertipu dengan demokrasi gitu,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Rabu (8/12/2021).

Menurut Fajar, pernyataan Cina tersebut erat kaitannya dengan persaingan ideologi sosialis komunis yang diusung oleh Cina dalam sistem politiknya dengan ideologi kapitalisme atau demokrasi dalam sistem politik Amerika.

“Saya kira statement yang disampaikan oleh Tian Peiyan adalah menunjukkan memang di satu sisi Cina ingin meningkatkan pengaruhnya di dunia, termasuk di kawasan dengan mendiskreditkan apa pun yang dilakukan oleh Amerika,” ucapnya.

Fajar mengungkapkan, demokrasi itu hanya manis di permukaan tapi busuk di dalamnya. Ia menyatakan, tidak pernah ada negara yang demokratis, itu hanya impian atau omong kosong saja dan merupakan janji-janji manis yang diucapkan oleh Amerika sebagai promotornya demokrasi.

Bahkan di Amerika sendiri, kata Fajar, demokrasi itu tidak pernah terwujud. Karena yang terjadi adalah siapa yang mempunyai logistik masif (dana besar), maka itu yang terpilih menjadi pemimpin di Amerika.

Fajar menegaskan, jelas keliru bila Indonesia berkiblat ke Amerika. Sebab demokrasi hanya menjanjikan kepalsuan. “Justru yang terjadi adalah kerusakan demi kerusakan,” beber Fajar.

Terakhir, Fajar mengajak untuk berfikir terbuka dan membandingkan di antara sistem-sistem politik itu mana yang terbaik, apakah demokrasi, atau komunis atau sistem politik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW beserta para sahabat dan generasi-generasi setelahnya.

“Itu sistem Islam, yang kemudian mewujud di dalam apa yang disebut sebagai kekhilafahan,” pungkas Fajar.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *