Cina Perkuat Militer, Pengamat: Untuk Meningkatkan Leverage Politiknya secara Global

Mediaumat.id – ‘Cina sedang berupaya memperkuat militernya secara signifikan’ sebagaimana diungkap Laporan Tahunan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), dinilai Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana sebagai usaha negara tirai bambu tersebut untuk meningkatkan leverage politiknya secara global.

“Cina adalah emerging power, kapabilitas negaranya terus menguat seiring pertumbuhan ekonominya. Cina berusaha meningkatkan leverage politiknya secara global,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Rabu (10/11/2021).

Menurutnya, Cina mulai vis a vis berhadapan dengan kekuatan global saat ini, Amerika Serikat. “Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina telah terjadi. Meningkatnya ekskalasi politik setidaknya di kawasan Pasifik, sudah terjadi. Dan ini adalah realitas yang dihadapi Amerika Serikat. Pergeseran pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, Asia Tengah ke kawasan Pasifik, adalah indikasinya,” ujarnya.

Di sisi lain, Budi melihat, dalam mempertahankan status quo-nya, Amerika Serikat juga melakukan berbagai strategi dalam upaya membendung potensi ancaman dari Cina. “Pembentukan AUKUS misalnya, dan menggiring opini global terkait dengan potensi ancaman dari Cina ini,” ungkapnya.

Namun demikian, kata Budi, Cina belum memiliki historis sebagai negara yang berada dalam level kekuatan global. “Cina adalah sekutu Amerika Serikat pada saat Perang Dunia II. Dan ketika rezim komunisme berkuasa, Cina kerap memainkan perannya sebagai penyeimbang kekuatan Uni Sovyet pada masa Perang Dingin,” bebernya.

“Relasi yang dibangun Cina dalam membangun kekuatan globalnya, masih terbatas. Jauh dari apa yang dilakukan oleh Inggris dan Prancis misalnya. Namun emerging-nya Cina, patut untuk terus dipantau, mengingat potensinya yang luar biasa,” tambahnya.

Pragmatisme Negeri Muslim

Sementara itu, Budi menilai keberadaan negeri-negeri Muslim, terutama di wilayah pengaruh Cina dan Amerika Serikat di Pasifik, masih dalam posisi seperti pelanduk di antara dua gajah yang bertarung. “Tidak ada pilihan kecuali bersikap pragmatis berpihak kepada salah satu untuk mendapatkan keuntungan sesaat,” ujarnya.

Menurutnya, perlu effort yang kuat untuk bisa menaikkan level negeri Muslim setidaknya bisa setara dengan kedua kekuatan yang sedang bersaing tersebut. “Indonesia, secara potensi sebenarnya punya kesempatan. Namun pragmatisme politik yang dianutnya menjadikan Indonesia masih dalam posisi seperti saat ini,” ungkapnya.

Budi berharap, Indonesia memiliki visi ideologi yang jelas untuk mencapai kejayaan. “Saatnya Indonesia memiliki visi ideologis yang jelas, yang akan membawa negeri ini ke puncak kejayaan peradabannya. Semoga,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: