Cina Kritik AS dan Barat Soal Diskriminasi Rasialis

 Cina Kritik AS dan Barat Soal Diskriminasi Rasialis

Mediaumat.news – Kritikan Zhang Jun, perwakilan tetap RRC di PBB, dalam Debat Umum Komite Ketiga Majelis Umum PBB ‘soal AS dan negara-negara Barat yang kerap melakukan diskriminasi rasialis secara sistematis’, diamini Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana.

“Pelanggaran HAM telah terjadi berulang di Amerika Serikat yang menjadi alasan mengapa Cina kemudian menyebutnya sebagai diskriminasi rasialis sistematis,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Rabu (07/10/2020).

Menurutnya, diskriminasi terhadap ras kulit hitam dan kulit berwarna lainnya terjadi secara sistematis oleh aparat, tanpa ada langkah perbaikan yang signifikan untuk mengurangi berulangnya kejadian yang sama.

“Kasus kematian George Floyd dan penembakan Jacob Blake di Amerika Serikat memicu solidaritas internasional terhadap tindakan aparat yang diindikasikan pelanggaran HAM di negeri Paman Sam tersebut. Dan tentunya ini bukan kejadian yang pertama,” ujarnya.

Cina Juga Pelanggar HAM

Namun, menurut Budi, sebenarnya Cina sendiri bukan berarti bersih dari apa yang dia tuduhkan kepada Amerika Serikat dan negara-negara Barat. “Tindakan yang serupa juga dilakukan Cina terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. Perlakuan Cina terhadap penduduk Tibet, serta apa yang Cina lakukan terhadap para demonstran di Hongkong dapat dikategorikan sebagai pelanggaran HAM dan dilakukan secara sistematis,” terangnya.

Budi menilai bahwa penegakan HAM ini sebenarnya problematik. Walaupun sudah ada UDHR (Universal Declarations Human Right) 1948, namun penerapan dalam skala internasional masih bergantung kepada penafsiran masing-masing negara mengenai HAM itu sendiri. “Maka kadang HAM pun menjadi alat bagi negara maju untuk menekan negara lain sesuai dengan kepentingannya,” jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Budi, standar ganda pun terjadi, isu HAM dituduhkan kepada negara lain. “Padahal di negaranya ia melakukan tindakan serupa dengan negara yang ia tuduhkan, seperti kasus di Cina di atas,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *