CIA Sebut Israel akan Tumbang, Pengamat: Tidak Ada yang Tidak Mungkin
Mediaumat.news – Terkait sebuah studi yang dilakukan Central Intelligence Agency (CIA) hingga melaporkan Israel akan tumbang dalam 20 tahun lagi, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana mengatakan tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik.
“Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik, termasuk politik internasional,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Selasa (18/5/2021).
Seperti diketahui, sebagai prasyarat konvensi Montevideo, lahirnya negara Israel masih menyisakan masalah pengakuan dari beberapa negara lain. Sehingga, menurut Budi, kontroversi terkait eksistensi Israel menjadi sebuah keniscayaan.
“Hal ini dikarenakan Israel didirikan atas tanah Palestina dalam kekisruhan global di masa Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Budi, CIA dalam laporannya menunjukkan ikatan kewargaan Israel diawali ketika bangsa Yahudi berdiaspora ke Palestina yang legitimasi teritorialnya penuh tantangan. Sehingga menjadikan mereka lemah dalam mengintegrasikan dengan wilayah yang mereka diami.
Padahal, ikatan warga dan wilayah adalah prasyarat penting dalam menjaga eksistensi suatu negara. Sedangkan problem pengungsi Palestina yang suatu saat bisa kembali ke tempat asalnya, serta warga Israel yang berpaspor ganda dengan Amerika Serikat, menurutnya hanyalah secuil indikasi dari lemahnya ikatan tersebut.
Meskipun, tambahnya, konflik berkepanjangan yang telah terjadi juga bisa mempercepat tumbangnya Israel, namun faktor tumbangnya Israel yang paling kuat ketika terjadi perubahan situasi internasional.
Ia memisalkan, jatuhnya Palestina ke tangan Inggris (1917), terjadi ketika Inggris dan sekutu memenangkan Perang Dunia Pertama. “Israel hadir ketika Inggris dan Perancis memenangkan Perang Dunia Pertama dan menjadikan wilayah Palestina yang awalnya dimiliki Khilafah Turki Utsmani jatuh ke tangan Inggris,” ungkapnya.
Dengan demikian, sebagaimana dulu pernah ditunjukkan Khilafah Turki Utsmani, perubahan situasi internasional yang berpihak kepada bangsa Palestina hanyalah dengan kekuatan Islam. “Kekuatan inilah yang harus dibangun, bukan negara-negara yang disekat oleh batas-batas nasionalisme yang terbelenggu oleh kepentingan nasionalnya masing-masing,” tuturnya.
Sebab, pergiliran adidaya dunia sudah berlangsung sepanjang peradaban manusia. “Tinggal masalahnya, bagaimana kekuatan Islam itu dapat dibangun (kembali) menjadi kekuatan adidaya yang menunjukkan Islam sebagai rahmatan lil alamin,” pungkasnya.[] Zainul Krian