Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato pada 28/6/2024 dalam rangka peringatan 70 tahun kebijakan luar negeri China yang didasarkan pada lima prinsip yang meliputi hidup berdampingan secara damai, saling menghormati, kesetaraan dan saling menguntungkan, tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain, serta tidak saling melakukan agresi.
Dalam pidatonya, Jinping menekankan untuk tidak membiarkan pihak yang berotot memonopoli keputusan global, mengacu pada Amerika, dan mengecam kebijakan konfrontasi antar kubu dan blok, serta menyerukan kesetaraan kedaulatan antar negara. Dia mengumumkan serangkaian reformasi untuk semakin meningkatkan keterbukaan terhadap dunia, dan berjanji bahwa negaranya tidak akan pernah menutup pintunya.
Dia meluncurkan sejumlah langkah untuk memperluas kerja sama dengan negara-negara Selatan, seperti memperluas perdagangan bebas, dan menyambut baik masuknya China ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia, yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk masuk melintasi perbatasan tanpa batasan agar negara-negara yang lebih kuat dan lebih kaya dapat mengeksploitasi negara-negara lemah dan miskin, terutama negara-negara yang mereka sebut negara-negara Selatan atau negara-negara berkembang, dan memberikan Beasiswa, kesempatan pelatihan, serta pendirian pusat penelitian bagi negara-negara Selatan.
Dengan demikian, China telah menjadi seperti negara-negara kapitalis kolonial yang menganggap dirinya sebagai negara maju di dunia pertama. Sehingga China akan bekerja seperti apa yang dikerjakan oleh negara-negara maju yang berupaya menjarah kekayaan negara-negara Selatan atau Dunia Ketiga, dan menjadikan negara-negara tersebut sebagai pasar andalan bagi semua komoditasnya. Semua tahu bahwa China sebelum tahun 1949 sangat terbelakang dan diperintah oleh negara-negara kolonial, kemudian berdiri sebuah partai ideologis, sehingga China menjadi bangkit dengannya
Seperti halnya negeri-negeri Islam yang menjadi terbelakang dan dikuasai oleh negara-negara kolonial pasca runtuhnya Khilafah Utsmani. Sungguh sebuah partai ideologis telah muncul dan berdiri di tengah-tengah umat ini yang berdasarkan Islam, yang berjuang untuk menghidupkan umat dengan mengembalikan Khilafah ‘ala minhājin nubuwah dengan landasan yang kuat dan kokoh. Sehingga China dan Rusia bekerja sama dengan negara-negara kolonial dan antek-anteknya untuk menghalangi proyek partai tersebut yang akan berhasil dalam waktu dengan, dengan izin Allah SWT, meskipun orang-orang kafir membencinya (hizb-ut-tahrir.info, 29/6/2024).
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat