Mediaumat.news – “Hendaklah para Buruh untuk waspada dan mengenali siapa kawan siapa lawan. Indonesia harus mewaspadai narasi hegemoni dari Kapitalisme Barat (AS) dan Kapitalisme Timur (China) beserta para agen-agennya,” pesan pengamat perburuhan nasional, Umar Syarifuddin (19/05) saat Forum Group Discussion (FGD) Buruh Se-Jawa Timur.
Diskusi dihadiri 100 aktivis perburuhan dari serikat pekerja dan buruh dari berbagai perusahaan, dari berbagai kota di Jatim (dari Banyuwangi sampai Blitar). Diskusi yang digelar Silaturahmi Pekerja Buruh Rindu Suurga (SP-BRS) DPW Jatim mengambil tema OBOR China
Narasumber berikut adalah pengamat politik nasional Muslim Arbi, mengingatkan, “Sejarah ekspansi China ke Indonesia sudah ada sejak jaman Singosari. Saat pengiriman pasukan Tartar oleh Ku Bilai Khan. Wajar saja jika saat ini proyek OBOR (One Belt One Road) dicurigai sebagai bagian ekspansi China. Karena itu, sudah seharusnya Pemerintah tidak terjebak dengan skenario dan keinginan AS.”
Narasumber berikutnya lagi, pakar hukum, Ahmad Khozinudin. Khozinudin menjelaskan, bahwa investasi China sering diikuti perjanjian, yakni material dan pekerjanya juga harus berasal dari China. Hal inilah yang mengancam nasib buruh Indonesia. “Terlebih OBOR berpotensi memuluskan serbuan produk murah China ke Indonesia. Akibatnya pengusaha produksi berpindah jadi pedagang dan Buruh kehilangan pekerjaan.” tambahnya.
Narasumber terakhir, Kyai Fajar Afifudin berpesan, bahwa OBOR harus ditolak karena banyak mudharat dan dosanya. Ulama diharapkan ikut terlibat dalam mneyadarkan kepada umat tentang mudharat OBOR China. “Untuk itu, buruh muslim harus ikut bergerak,” pungkasnya. []Imam/rif