Bulan Ramadhan: Bulan Keseriusan dan Kerja Keras, Bukan Bulan Bermalas – Malas
Serial “Ramadhan Karim” Hari Keenam
Bulan Ramadhan: Bulan Keseriusan dan Kerja Keras, Bukan Bulan Tanpa Aktivitas dan Bermalas-malas
Jika kita menengok sejarah kejayaan umat Islam, niscaya kita akan menemukan bahwa sebagian besar penaklukan dan kemenangan atas musuh dalam peperangan dan pertempuran terjadi pada bulan Ramadhan yang penuh berkah. Dan di sini kami tidak bermaksud untuk menyebutkan dan menjelaskan satu per satu pertempuran, penyerangan dan peperangan tersebut, melainkan untuk menegaskan bahwa bulan Ramadhan yang penuh berkah ini adalah bulan keseriusan dan kerja keras, bukan bulan tanpa aktivitas dan bermalas-malas!
Saat ini, di bawah rezim-rezim yang diktator, dan tanpa adanya pemerintahan Islam, maka bulan Ramadhan yang penuh berkah telah berubah dari bulan keseriusan dan kerja keras, menjadi bulan tanpa aktivitas dan bermalas-malas!
Rezim-rezim ini bersekongkol dengan musuh-musuh Islam melawan kaum Muslim di berbagai belahan dunia. Kaum kafir penjajah telah mengangkat para penguasa boneka di negara-negara bangsa kaum Muslim. Mereka adalah para penjaga yang mengawasi kekayaan dan semua potensi yang ada di negeri-negeri kaum Muslim, agar tetap dijarah oleh Barat, kaum kafir penjajah, bahkan mereka memerangi Islam mewakili kaum kafir. Jika Anda mau, perhatikan keputusan-keputusan resmi yang baru-baru ini dikeluarkan oleh para penguasa negeri Dua Masjid Suci.
Diantaranya yang paling utama adalah membolehkan seorang wanita bepergian tanpa didampingi mahramnya, tidak menghukum orang yang berbuka puasa dengan sengaja dan di muka umum, juga resroran-restoran diperbolehkan membuka pintunya untuk para pelanggan pada siang hari selama bulan Ramadhan, melarang saluran satelit menyiarkan pelaksanaan shalat, termasuk shalat Tarawih dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Termasuk juga tentang mahalnya harga-harga dan tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda, semua itu tidak menjadi masalah, sampai-sampai sebagian besar generasi muda umat menjadi pemalas dan menganggur, tanpa pekerjaan untuk menghidupi dan membiayai dirinya!
Di Maghreb, dan bahkan di Tunisia khususnya, para penguasa di sana keberatan dan menentang hukum Allah mengenai pembagian warisan: “(yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan.” (TQS. An-Nisā’ [4] : 11).
Di Mesir, mufti penguasa (pemerintah) di sana membolehkan memakan harta (uang) riba, dan dia menyebutnya bunga bank! Di Palestina yang dirampok, mereka bersekongkol melawan keluarga dan wanita Muslim, mereka ingin keluarga dan wanita Muslim melepas kehormatan dan kesuciannya. Ya Allah, tunjukkan pada kami hari kelam menimpa para penguasa yang jahat ini! [] Al-Ustadz Muhammad Ahmad An-Nadi
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 16/3/2024.