Buku IPS Telangana Citrakan Teroris Memegang Al-Qur’an, Ungkapkan Islamofobia Akut Rezim India

Mediaumat.news – Munculnya buku pelajaran IPS yang ditujukan untuk siswa kelas 8 di Telangana, India, dengan mencitrakan teroris sedang memegang senjata di satu tangan dan Al-Qur’an di tangan lainnya, seperti dilansir laman siasat.com (25/9), secara tidak langsung mengungkap islamofobia akut dari rezim sekuler India.

“Buku pelajaran tersebut mengungkap islamofobia akut,” ungkap Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin kepada Mediaumat.news, Senin (27/9/2021).

Menurut Umar, sesuai arahan Amerika Serikat, rezim Narendra Damodardas Modi yang berkuasa di sana sedang menjalankan praktik deradikalisasi dengan mendorong umat Islam agar meninggalkan ajaran jihad atau pun isu khilafah.

Dampaknya, umat Islam di sana hanya diperkenankan melakukan ibadah seperti berpuasa, namun ditekan agar tidak terlibat mengusung Islam dalam politik. “Muslim India menghadapi asimilasi ala pemerintah. Ini adalah tantangan nyata,” jelasnya.

Ia melihat, rezim Modi juga mencoba membentuk Islam versi sekuler tanpa jihad atau pun tegaknya syariah secara kaffah dalam bingkai negara. “Ada gerakan memusuhi umat Islam melalui beberapa politisi dan media,” endusnya.

Pun, menurut Umar, rezim telah memata-matai serta mempromosikan Islam gaya India dengan cara mengintimidasi kaum Muslim agar meninggalkan keimanannya. “Modi membuat kebijakan yang bernuansa fobia terhadap Islam demi ‘perdamaian dan harmoni’ ala Modi,” tandasnya.

Berpegang Islam

Menghadapi upaya rezim dengan kecenderungannya bersikap islamofobia, Umar menyeru kaum Muslim khususnya ulama dan para aktivis di sana untuk memikirkan cara-cara agar syiar dakwah tidak padam, dengan senantiasa mengingatkan serta mengajak masyarakat agar teguh berpegang pada Islam.

Dengan melawan upaya-upaya jahat penguasa yang ingin mendiskreditkan dan mengkriminalisasi umat dan ajaran Islam, Umar berharap kepada para ulama untuk konsisten menyeru kaum Muslim India agar lebih berani menyampaikan Islam secara terbuka dan apa adanya.

“Umat Islam di India dan di seluruh dunia pun harus tetap tabah dengan tanpa lelah menyampaikan kepada masyarakat secara luas tentang ajaran Islam yang benar,” tambahnya.

Lebih dari itu, ia juga ingin kaum Muslim di sana istiqamah melakukan edukasi tentang Islam melalui berbagai strategi, sebagaimana telah banyak diunggah di internet melalui konten-konten mencerdaskan serta dengan lengkap dan benar menjelaskan pemahaman tentang syariat Islam.

Sehingga, sekali lagi ia menekankan, istilah teroris sejati sesungguhnya telah dipresentasikan oleh Barat itu sendiri dalam hal ini Amerika Serikat. Melalui media-media yang dikendalikan Barat senantiasa mengeksploitasi dan terus mencitraburukan Islam. “Bahkan serangan militer mereka, terus melanggar kesucian negeri kaum Muslim,” bebernya.

Secara bersamaan, dengan tujuan mencuri sumber daya alam dari dunia Muslim, Barat dan antek-anteknya tak segan memenjarakan, menyiksa atau bahkan membunuh kaum Muslim. Apalagi dengan melihat lebih luas lagi, target Barat sebenarnya, menurut Umar, adalah mencitraburukan sistem khilafah ‘ala minhajin nubuwwah dan membendungnya agar tidak tegak kembali.

“Barat tahu bahwa peradaban sekuler mereka akan runtuh. Maka dari itulah sebabnya Barat memulai perang melawan teror dan mengapa Barat menghabiskan miliaran dolar untuk menduduki tanah kaum Muslim,” ujarnya.

Namun, ia menuturkan, kaum Muslim seharusnya menyadari hal demikian hanyalah sementara. Umar semakin yakin, dengan adanya interaksi pemikiran Islam yang kuat, kebangkitan Islam yang diiringi pudarnya wabah wahn atau cinta dunia takut mati, akan datang dengan cepat.[] Zainul Krian

Share artikel ini: