Mediaumat.news – Alih-alih menghukum mati penghina Nabi SAW sebagaimana yang disyariatkan Islam, sekadar mengusir duta besar Prancis dari ibu kota negara-negara dunia Islam saja tak dilakukan para penguasa dunia Islam.
“Itulah tanda para pemimpin dunia Islam hari ini alami inferiority complex yakni takut bertindak tegas pada musuh-musuh agama, padahal sudah jelas menista Nabi itu kejahatan besar,” tutur Pengamat Sosial Politik Iwan Januar kepada Mediaumat.news, Selasa (03/11/2020).
Menurutnya, ini terjadi karena para pemimpin dunia Islam naik ke tampuk kekuasaan tidak lepas dari andil Barat, dan takut berhadapan dengan Barat.
“Jadi, meskipun Prancis berulangkali menghina agama khususnya Rasulullah, sikap para pemimpin dunia Islam, khususnya di dalam negeri akan sama. Tidak akan berani lakukan pemutusan hubungan diplomatik,” ujarnya.
Ia mengingatkan kepada penguasa agar menjadikan ini sebagai tantangan, bukan malah menunjukkan kelemahan diri di depan bangsa yang sudah hina Nabi SAW. “Harusnya kejadian ini jadi momentum negeri ini untuk bangun kemandirian ekonomi. Boikot dan putus hubungan diplomatik termasuk ekonomi dengan Prancis, lalu ambil alih industri itu jadi milik dalam negeri,” ujarnya.
Iwan mengakui bahwa ekonomi dalam negeri banyak bergantung pada investasi asing. Namun, ini karena kesalahan pemerintah juga. Mengapa tidak membangun kemandirian ekonomi? Mengapa tidak membangun kekuatan ekonomi dalam negeri yang tidak bergantung pada investasi asing dan impor? “Ini tidak lepas dari mental sebagian pejabat yang gemar memburu rente,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it