Bukan Gemuk, Kabinet Pemerintahan Baru Obesitas

 Bukan Gemuk, Kabinet Pemerintahan Baru Obesitas

Mediaumat.info – Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky menyatakan rencana pembentukan kabinet di pemerintahan baru yang rencananya diisi oleh sekitar 41 menteri dan pejabat setingkat menteri itu bukan sekadar gemuk tapi sudah obesitas.

“Kalau menteri sampai 40, lebih dari 30 saja itu kategori obesitas” ujarnya dalam Catatan Peradaban: Otak-Atik Kabinet Gemoy, Kepentingan Rakyat Atau Partai? di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Kamis (9/5/2024).

Menurutnya, kalau obesitas itu kegemukan, kalau gemuk berarti biayanya mahal, kalau biaya mahal bergeraknya lambat.

Ia mengilustrasikan mahalnya biaya kabinet yang gemuk seperti mahalnya biaya orang yang berbadan gemuk.

“Kalau orang gemuk itu pasti pakai pakaiannya, pakai ukuran besar, lebih mahal dari orang yang kurus. Kemudian bergeraknya pasti lebih lambat,” terangnya.

Penyakit

Menurutnya, selain itu ada ada satu lagi penyakit kalau kegemukan, yaitu banyak mengalami persoalan internal.

“Jadi kalau orang gemuk itu biasanya kan banyak penyakit, ada obesitas, ada tekanan darah tinggi naik,” imbuhnya.

Ada juga yang susah antar kementerian, masalah penanganan yang lebih lambat karena lebih banyak rapat daripada lebih banyak bekerja.

“Jadi, itu yang akan kita hadapi ke depan ketika tubuh kabinet pemerintahan yang dibentuk itu gemuk,” tandasnya.

Menakutkan

Ia memandang gemuknya tubuh kabinet akan membentuk koalisi besar yang menakutkan.

“Itu sudah menakutkan, bahwa akan banyak penyakit, akan mahal biayanya. Nah, dengan efek koalisi itu dia akan membentuk kabinet yang kategorinya adalah kabinet kompromistis, untuk menampung kepentingan-kepentingan koalisi tadi. Inilah risiko menggunakan sistem demokrasi dengan demokrasi kapitalis yang liberal,” terangnya.

Dengan biaya politik yang begitu mahal, jelas Wahyudi, akhirnya harus menggunakan kompromi yang begitu banyak, yang akhirnya mengorbankan tubuh pemerintahan yang seharusnya ramping, lincah, efisien, efektif, dan baik, atau good governance (pemerintahan yang baik).

“Jadi nanti yang terbentuk adalah pemerintahan yang gemoy, tubuhnya besar, kegendutan, gerakannya lambat, pekerjaannya lambat, terus biayanya mahal dan banyak penyakitnya. Akan banyak korupsi, akan banyak manipulasi, akan banyak politik dinasti, dan seterusnya,” bebernya.

Menurut Wahyudi, kabinet gemuk ini perlu diwaspadai. “Nah, itu yang perlu kita waspadai ke depan,” ajaknya.

Menurutnya, sebagaimana mestinya pemerintahan yang terpilih membentuk pemerintahan yang ramping. “Jangan terlalu gemuk, jangan terlalu besar, apalagi diisi…sudahlah gemuk, diisi oleh orang-orang yang tidak profesional,” sesalnya.

Tetapi, sambungnya lagi, diisi oleh orang-orang politik yang punya kepentingan politiknya masing-masing, sehingga pelayanan pemerintahan akan menjadi buruk.

“Kalau pelayanan pemerintahan sudah buruk, sudah lamban, sudah mahal, maka yang tersisa adalah bad governance atau pemerintahan yang buruk, yang ujung-ujungnya adalah jadi pemerintahan yang korup,” pungkasnya. [] ‘Aziimatul Azka

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *