Mediaumat.id – Kendati menyatakan kepada Otoritas Palestina (PA) tidak menormalisasi hubungan dengan Israel, Kesultanan Oman yang membuka ruang udaranya bagi maskapai milik Israel tetap dinilai sebagai bentuk pengkhianatan yang kesekian kali dari para penguasa negeri Muslim atas Palestina.
“Ini tentu saja akan semakin, kalau boleh kita katakan itu mengkhianati perjuangan kaum Muslim yang ada di Palestina,” ujar Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari BA.,IR., M.Si. kepada Mediaumat.id, Ahad (26/2/2023).
Artinya, lanjut Iranti, keberpihakan para penguasa negeri kaum Muslim saat ini sudah berbelok. Sebutlah Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, disusul Sudan, yang bahkan telah melakukan normalisasi dengan entitas Penjajah Yahudi Israel. Padahal sebelumnya, Sudan misalnya, menjadi negara dengan pemerintahan Islam yang anti-Israel.
Maka ia khawatir, jika tren ini terus berlanjut, akan makin menunjukkan pembelaan dari para penguasa negeri Muslim terhadap penjajahan di Palestina. “Nasib dari Baitul maqdis, Masjidil Aqsa atau tanah Palestina ini akan terus sama dengan sebagaimana statusnya sejak tahun 1948,” tegasnya, yang berarti sejak deklarasi Israel sebagai negara.
Meskipun, tandasnya, sampai sekarang Masjidil Aqsa masih berdiri tegak, tetapi sikap-sikap hina dari Israel berupa diskriminasi atas kaum Muslim di Palestina akan tetap ada.
Untungkan Israel
“Dengan dibukanya ruang udara Oman untuk dilintasi oleh maskapai-maskapai yang berasal dari Israel, ini berarti efek ekonomi yang dapat dikatakan menguntungkan Israel, ini tentu jauh lebih terbuka,” ulas Iranti.
Makanya tak heran jika Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen berterima kasih kepada Sultan Haitham bin Tariq al-Said karena bersedia membuka ruang udara Oman bagi semua operator penerbangan, termasuk maskapai-maskapai Israel.
“Ini keputusan bersejarah dan signifikan bagi perekonomian Israel dan pelancong Israel,” kata Eli Cohen seperti yang dilaporkan, pada Kamis (23/2).
Dengan kata lain, meski komitmen tak akan melakukan normalisasi dengan Israel, sebagaimana dilansir minanews.net, Sabtu (25/2), namun sebelumnya Oman mengizinkan maskapai milik Israel untuk terbang ke arah timur melewati wilayah udara negara kesultanan tersebut. Sehingga maskapai Israel bisa menawarkan rute penerbangan yang lebih pendek ke Asia.
Sementara di sisi lain, sambung Iranti, kaum Muslim di Palestina sedang berjuang habis-habisan melawan zionis Israel dengan keterbatasan persenjataan maupun dana.
Sedangkan Israel yang faktanya sudah jauh lebih mumpuni dalam hal persenjataan, geramnya, malah mendapatkan dukungan dari para penguasa negeri Muslim.
Tak hanya itu, dari dukungan ini, Israel bakal mengantongi pengakuan secara internasional. “Itu adalah sesuatu hal yang penting dan utama untuk menjaga eksistensinya (Israel) dalam kancah perpolitikan internasional,” pungkasnya.[] Zainul Krian