Buka Pantai Bikini, Arab Saudi Terperdaya Leisure Economy?
Mediaumat.id – Karena membuka tempat wisata pantai dengan para wanita yang diizinkan hanya menggunakan bikini, pemerintah Kerajaan Arab Saudi diduga sudah terperdaya arus global leisure economy (ekonomi rekreasi).
“Jangan-jangan Saudi sudah terperdaya dengan arus global leisure economy yang dikampanyekan sebagai sumber baru ekonomi bangsa,” ujar Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rachmah kepada Mediaumat.id, Senin (1/11/2021).
“Bila alasannya menggenjot pariwisata agar menjadi tulang punggung ekonomi, maka semakin memperpanjang daftar pembuktian bahwa basis dan corak pembangunan di Saudi juga sangat kapitalistik,” sorotnya juga.
Seperti diketahui, baru-baru ini para wanita di negeri Raja Salman itu boleh mengenakan bikini saat mengunjungi pantai di dekat wilayah Kota Jeddah. Pantai itu bernama Pure Beach, sebuah pantai privat yang menarik tarif tertentu.
Bahkan, perayaan pesta muda-mudi di sana pun dibolehkan. “Ini juga keprihatinan kita yang lain. Berarti semakin banyak penduduk Saudi yang lifestyle-nya rusak, tidak lagi dijaga oleh batasan syariat,” ucapnya.
Lantas, ia menyesalkan, bahwa hal semacam itu tidak sepatutnya lahir dari negeri yang mengklaim sebagai khadimul haramain atau pelayan sekaligus penjaga dua tanah suci, Makkah dan Madinah.
Liberalisasi
Dengan demikian, Iffah menilai program liberalisasi sudah menunjukkan sampai pada tahap sempurna melanda dunia Islam, tak terkecuali Arab Saudi.
Di saat yang sama, Arab Saudi telah lalai menjaga sumber daya alam dengan membiarkan gas dan minyak bumi lebih banyak menguntungkan asing.
Selain itu, “Pemimpin di sana lebih menimbang keuntungan materi dibanding ketaatan terhadap syariat.”
Pun, liberalnya Arab Saudi hingga saat ini bisa dianggap simbol kekalahan umat menghadapi arus liberalisasi. “Seperti ingin diteriakkan kepada dunia, Saudi yang begitu kuat ekonominya karena minyak dan begitu dekat dengan jejak penerapan syariat saja bisa begitu. Bagaimana dengan negeri Islam yang lain?” tandasnya.
Ia berharap, kemenangan global Barat terkait liberalisasi dunia Islam, menjadi sebuah urgensi untuk segera menegakkan sistem kepemimpinan politik Islam yakni khilafah, yang akan menuntut pembangunan ekonomi, pengentasan kemiskinan maupun penanaman lifestyle masyarakat sesuai ketentuan syariat.
Ia juga menuturkan, sebelum kondisi yang lebih buruk menimpa, umat Islam mesti sadar dengan membenarkan sabda Nabi SAW yang artinya, ‘Simpul-simpul Islam terurai satu demi satu. Yang pertama kali terurai adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat.’
Kemudian bersegera menata langkah hingga kaum Muslim sedunia memiliki sistem khilafah sebagai induk ajaran Islam. “Khilafah sajalah yang mampu menjadi penjaga pemikiran dan sistem Islam dari pihak mana pun yang ingin melemahkan dan merusak manusia,” pungkasnya.[] Zainul Krian