Budi Mulyana: Negara Pencetus HAM Justru Tidak Peduli Penindasan HAM
Mediaumat.news – Negara-negara Barat sebagai pencetus hak asasi manusia (HAM) justru tidak peduli terhadap penindasan HAM yang terjadi pada Muslim Uighur bahkan menjadikan HAM sebagai alat penjajahan.
“Kenapa dunia internasional tidak peduli dengan nasib Muslim Uighur? Karena memang penindasan hak asasi terhadap umat Islam itu ya bukan agenda global Barat, justru kembali karena memang ide HAM ini sangat bermasalah sedari awal ya akhirnya menjadi satu alat yang untuk dijadikan penguasaan Barat terhadap negara lain untuk kepentingan mereka,” ujar Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana dalam acara Kabar Malam, Kamis (10/12/2020) di akun Youtube Khilafah Channel.
Memang, pada peringatan Hari HAM Internasional 2020 (10/12/2020), PBB menyoroti isu HAM yang terjadi di Cina. Karena dalam pandangan PBB Cina memiliki masalah HAM salah satunya adalah di Xinjiang terhadap bangsa Uighur. Namun sejatinya, menurut Budi, penindasan di Cina sudah terjadi sejak lama.
“Setelah revolusi budaya atau tahun 50-an Cina menjadi negara komunis maka dipaksakan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Cina termasuk ke Xinjiang itu untuk terintegrasi dalam tatanan Cina yang komunis. Maka tentu saja pasti orang-orang di sana, orang-orang Uighur, dan siapa pun ya di mana pun pasti dia melakukan perlawanan sehingga di sinilah konflik itu terjadi. Perlakuan-perlakuan dari penguasa di sana terhadap wilayah-wilayah yang secara historis mungkin dari awalnya tidak begitu kuat tindakannya sampai melakukan tindakan dan hal yang tidak manusiawi,” bebernya.
Hal ini baru menjadi sorotan ketika terjadi informasi mulai terbuka. “Masalahnya ini baru ramai ketika dunia informasi terbuka. Apa yang terjadi di Cina kan sudah lama sekali sejak tahun sebelum Perang Dunia kedua juga sudah sudah terjadi. Hanya Cina dikenal sebagai negara tirai bambu, dia menutup informasi dari negara luar maka hal yang baru sekarang baru terkuak kan bagaimana kemudian tindakan Cina demikian tidak manusiawinya terhadap bangsa Uighur di sana,” ungkapnnya.
Budi juga mengatakan, sejatinya isu HAM adalah isu yang bermasalah. Negara-negara Barat melakukan penilaian terhadap apa sih yang baik buat manusia yang kemudian mereka sebut sebagai hak dasar manusia. Tetapi Barat melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan gagasan mereka sendiri.
“Di satu sisi mereka mengusung HAM, di sisi lain mereka melakukan kolonialisme, ya penjajahan, mereka mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, tapi mereka di sisi lain melakukan perbudakan, ini standar ganda,” bebernya.
Menurutnya, sekarang HAM telah menjadi agenda global Barat dan semua negara harus tunduk terhadap standarisasi ini.
“Sebagaimana yang kita ketahui sekarang ya jadi human rights atau hak asasi manusia ini kan sudah menjadi agenda global dari Barat yang sekarang seolah-olah menjadi agenda bersama negara-negara di seluruh dunia. Dilakukan pengukuran standarisasi kemanusiaan secara global dibuat indeks. pasca Perang Dunia III, negara-negara yang baru merdeka di Asia di Amerika Selatan di Afrika itu dipaksa untuk mengikuti ini,” pungkasnya.[] Billah Izzul Haq