Blair Terus Memprovokasi Negara-Negara di Dunia Untuk Memerangi Islam

FILE PHOTO: Tony Blair, Former Prime Minister, Great Britain and Northern Ireland speaks at the Milken Institute 21st Global Conference in Beverly Hills, California, U.S., April 30, 2018. REUTERS/Mike Blake


Saat peresmian Observatorium Ekstremisme Global yang baru pada Institut Tony Blair untuk Perubahan Global, Tony Blair Kepala Institut mengatakan: “Keamanan saja tidak akan pernah cukup, pemerintah harus lebih fokus pada pencegahan dalam memerangi (ekstremisme), dan untuk melawan pemikiran tidak perlu menghabiskan banyak dana”. Dia menambahkan: “Selama tidak ada kemauan global untuk mengatasi akar tantangan, maka pemikiran Islam akan terus tumbuh, dan akan tumbuh pula bersamanya kekerasan. Sekarang saatnya untuk bergerak.”

*** *** ***

Blair terus memerangi Islam, dan memprovokasi untuk melawan berbagai kelompok Islam, di mana institut miliknya tengah mengawasi kegiatan dari 121 kelompok Islam, menyoroti bahayanya, dan mengarahkan pemerintah pada bagaimana cara terbaik untuk melawan mereka. Dalam hal ini dia bertindak sebagai penasihat khusus untuk banyak negara, seperti UEA, Kuwait dan Mesir. Dia membantu mereka mengenai cara untuk melawan perluasan Islam di negaranya, serta menyediakan layanan seorang mata-mata untuk semua negara di dunia, juga mengkristalkan rekomendasi profesional untuk memerangi gerakan Islam di dalamnya. Sehingga dia dianggap sebagai pakar spesialis dalam perang melawan gerakan-gerakan itu.

Blair tidak hanya bekerja sama dengan negara-negara yang ada di dunia Muslim, tetapi dia juga berusaha untuk mengkoordinasikan upaya negara-negara besar yang berbeda orientasinya untuk melawan pemikiran Islam, tidak ada perbedaan antara Amerika dan Rusia, atau Cina dan negara-negara Eropa, maka seperti yang dia katakan di akhir sambutannya bahwa dia ingin menciptakan “kemauan global untuk mengatasi akar tantangan”, sebab tanpa kemauan ini, pemikiran Islam akan terus tumbuh, dan akan tumbuh pula bersamanya (ekstremisme), katanya.

Inggris, melalui Institut milik Tony Blair, mantan perdana menterinya sedang memasarkan dirinya sebagai negara yang paling berpengalaman dalam menangani dan melawan (bahaya) Islam. Dan Inggris merupakan penasihat terpercaya bagi semua negara di dunia agar terhindar dari bahaya ini. Dengan demikian, Inggris mengambil keuntungan dari situasi ini agar tetap eksis dalam konstelasi internasional, dan negara-negara tetap memperhitungkannya, bahkan Inggris memperoleh manfaat dari informasi tersebut dalam membuat transaksi politik yang mencurigakan, serta dalam merekrut para antek.

Umat Islam dan para politisinya yang sadar harus mewaspadai gelagat para musuhnya, seperti lembaga-lembaga keji dan jahat ini, yang bekerja secara rahasia dalam memerangi Islam, kemudian menghadapi mereka, mengungkap setiap tujuannya dan negara-negara yang berdiri di belakang mereka, juga mengungkap para antek yang memfasilitasi pekerjaannya di negara Islam, melumpuhkan pekerjaannya, membongkar niatnya, dan menggagalkan semua tujuannya.

Sungguh hanya dengan terlibat dalam perjuangan menegakkan Khilafah ‘ala minhājin nubuwah, maka upaya Blair dan instututnya, serta upaya-upaya dari lembaga-lembaga yang semisalnya akan sia-sia belaka, in syā Allah. [Ahmad al-Khatwani]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 14/09/2018.

Share artikel ini: