Bila Tak Mau Menikah dengan Komunis, Muslimah Uighur Dibunuh
Salah satu kekejaman komunis Cina untuk memusnahkan Islam dari jati diri etnis Uighur adalah menikahkan Muslimah Uighur dengan kafir komunis Cina. “Wanita Muslimah dipaksa menikah dengan pria komunis Cina, kalau tidak mereka diancam dibunuh,” ujar Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur Sayid Tumturk saat memberikan kesaksian dalam acara Silaturahmi Tokoh dan Lembaga Peduli Muslim Uighur, Sabtu (12/1/2019) malam di AQL Center, Jakarta.
Siapa saja bisa ditangkap dan dimasukkan ke kamp konsentrasi dengan alasan sebagai teroris. “Siapa yang disebut teroris oleh Cina? Ya, yang melaksanakan ajaran Islam,” ujarnya.
Ia juga memperkirakan sekitar 5 juta Muslim Uighur ditahan di kamp. Sedangkan anak-anaknya diambil paksa dan dijauhkan dari Islam. “Anak-anak Muslim Uighur didoktrin dengan budaya komunis Cina,” bebernya.
Cina juga menerapkan program satu keluarga satu anak. Walhasil bila seorang Muslimah Uighur hamil anak kedua dan seterusnya dipaksa digugurkan. “15 juta anak terhalang lahir karena banyak Muslimah yang dipaksa untuk menggugurkannya,” ungkap Sayid Tumturk.
Sayid Tumturk juga menyatakan satu rumah hanya boleh memiliki satu pisau, diberikan barcode dan dirantai. Tak hanya itu, orang Cina disuruh menginap di rumah-rumah Muslim Uighur atas nama proyek persaudaraan. Sedangkan imam masjid dikumpulkan di lapang dan dipermalukan dengan disuruh menari.
Sudah 60 tahun Turkistan Timur dianeksasi Cina dan mengganti namanya menjadi Xinjiang sedangkan penduduknya yang hampir 100 persen beragama Islam itu dibunuh, disiksa dan dipaksa murtad. “60 tahun Cina berkuasa, menyerang siapapun mengatakan saya Muslim Uighur,” bebernya.
Ia juga menyebutkan sepertiga kebutuhan energi Cina dipenuhi dari Turkistan Timur. Selain itu, tanah kaum Muslimin Uighur ini dijadikan tempat uji coba senjata nuklir Cina yang menjadi penyebab penyakit yang mematikan.[]