Mediaumat.id – Pembahasan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi yang dilakukan oleh Presiden AS Joe Biden dalam kunjungannya ke Riyadh, Arab Saudi pada Jumat (15/7), dinilai Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana, M.Si. sebagai alat tekan kepentingan Amerika Serikat terhadap Arab Saudi.
“Bukan sekadar isu HAM yang selama ini menjadi concern setiap presiden dari Partai Demokrat, namun kasus ini dijadikan alat tekan kepentingan Amerika Serikat terhadap Arab Saudi,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (19/7/2022).
Budi menilai, Amerika Serikat senantiasa mencari celah untuk dapat memuluskan jalan untuk mewujudkan kepentingan politiknya di suatu negara. Baik cara itu melalui hardpower, maupun melalui softpower. “Dijadikannya kasus Khashoggi dalam pembicaraan level presiden, mengindikasikan bahwa ada kepentingan politik di baliknya,” ungkapnya.
Menurutnya, Arab Saudi adalah negara yang memiliki posisi yang sangat penting bagi Amerika Serikat di Timur Tengah pada khususnya dan Dunia Islam secara umum. “Sedari awal Amerika Serikat berupaya mengambil alih pengaruh Inggris terhadap Arab Saudi pada masa-masa sebelumnya. Amerika Serikat menjadikan Arab Saudi sebagai bagian dari twin pillar policy-nya di Middle East, bersama Iran,” bebernya.
Dengan posisi sebagai ‘sentral’ dunia Islam, kata Budi, kiblat spiritualitas Islam berpusat di sana. Belum lagi dengan kepemilikan minyak yang luar biasa. Menjadikan Arab Saudi sedemikian penting bagi Amerika Serikat. “Dan Amerika Serikat harus memastikan bahwa Arab Saudi berada dalam ‘kontrol’nya,” ujarnya.
Budi mengatakan, demi mewujudkan kepentingan Amerika Serikat di kancah internasional, menjadi keharusan bagi Amerika Serikat sebagai negara ideologis. Upaya itu dilakukan baik melalui cara keras (hard power) atau cara halus (soft power). Pola-pola ini dilakukan terhadap negara mana pun, di mana ada kepentingan Amerika Serikat di sana.
Di Indonesia, misalnya Amerika Serikat menjadikan isu Papua sebagai alat tekan untuk memuluskan kepentingan Amerika Serikat di sana. “Demikian juga di Iran, Amerika Serikat menggunakan itu pengayaan nuklir untuk memuluskan kepentingannya di sana. Dan banyak lagi contoh lainnya,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it