Bersamaan dengan Corona, Virus Mematikan Lain Telah Membunuh Ribuan Orang
Ethiopia telah menyaksikan munculnya virus yang lebih mematikan dibandingkan coronavirus, yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang di negara itu, sementara seluruh dunia telah terpengaruh oleh virus corona. Pasien dengan virus ini, yang tidak memiliki nama dan belum disebutkan namanya, menderita pendarahan di mata, mulut, dan hidung setelah itu mati.
Menurut dailymedical.info, penduduk Afrika dan Etiopia sangat ketakutan dan cemas atas kematian beberapa ribu orang karena penyakit yang tidak diketahui. Bagian putih mata pada orang yang terinfeksi dan telapak tangan mereka menguning.
Setelah beberapa saat, mata, hidung, dan hidung orang-orang itu berdarah dan menderita insomnia dan anoreksia dan kemudian mati.
Tanda-tanda itu pertama kali terlihat di antara penduduk pedesaan di dekat proyek gas alam. Proyek ini sedang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan Cina di wilayah Ethiopia Somalia. Dalam beberapa hari terakhir, banyak orang yang tinggal di dekat proyek itu yang menderita dan mati.
Perusahaan eksplorasi dan pengeboran minyak dan gas bumi disebut sebagai pusat penyebaran penyakit ini terutama karena limbah kimianya mencemari air minum di kawasan itu, dan racunnya dapat menyebar lebih jauh di musim hujan.
Sejak proyek dimulai pada 2014, lebih dari 2.000 orang telah mati dalam kelompok umur yang berbeda dengan gejala yang sama, menurut statistik.
The Guardian melaporkan bahwa mereka telah menerima banyak pengaduan tentang kematian di daerah tersebut dan di mana proyek minyak dan gas itu berjalan. Surat kabar itu menulis bahwa perusahaan China menggunakan bahan kimia yang membahayakan kesehatan warga dan masyarakat di wilayah itu.
Penyakit ini merupakan bagian dari serangkaian penyakit anonim yang baru-baru ini terlihat di daerah tersebut dan sebelumnya tidak pernah terlihat di Ethiopia.
Ethiopia rentan terhadap penyebaran penyakit akibat virus karena iklimnya yang unik dan tingginya tingkat buta huruf di antara rakyatnya. Selain itu, karena kemiskinan dan pengangguran, penduduk negara itu memiliki sedikit akses atas fasilitas pendidikan dan kesehatan. Sebelumnya, penyakit seperti demam kuning, penyakit Chikungunya yang menular, dan kolera telah merenggut ribuan nyawa penduduk Ethiopia.[]
Sumber: alarabiya.net