Mediaumat.id – Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari BA.IR, M.Si. menilai bantuan dana dari Amerika Serikat (AS) untuk rumah sakit di Palestina sebesar Rp1,4 triliun menunjukkan negeri Paman Sam tersebut bermuka dua.
“Amerika sebenarnya meskipun memberikan bantuan berupa dana kepada Palestina untuk rumah sakit yang ada di sana itu bukan berarti Amerika secara total mendukung Palestina. (Karena) memberikan bantuan kepada rumah sakit Palestina namun di lain sisi memberi dukungan kepada Israel menunjukkan AS bermuka dua.” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (19/7/2022).
Menurutnya, hal itu dilakukan tidak lain karena sikap atau posisi dari Amerika yang menyetujui atau menyepakati solusi dua negara, di situ akhirnya mengakui secara politis, secara internasional eksistensi dari Israel.
Padahal, lanjut Iranti, kalau merujuk pada laporan yang dikeluarkan secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), masalah Palestina itu asal-muasalnya karena ada Israel yang melakukan penjajahan, melakukan pencaplokan wilayah di Palestina.
Karena itu, ia mengingatkan kepada kaum Muslim dan penguasa negeri Islam tidak boleh merasa bahagia, merasa riang apalagi merasa cukup ketika melihat Amerika memberikan bantuan.
“Kita harus sadar itu hanya salah satu siasat, Rp1,4 triliun yang dikeluarkan oleh Amerika untuk Palestina itu tidak seberapa dibandingkan dengan bantuan yang dia berikan kepada Israel, baik itu bantuan militernya, bantuan finansialnya bahkan bantuan secara politis (pengakuan) secara internasional itu jauh lebih besar. Rp1,4 triliun itu tidak ada apa-apanya,” bebernya.
Di sinilah, menurut Iranti umat harus sadar bahwasanya bantuan apa pun yang diberikan oleh orang atau pihak yang mengakui seorang penjajah, seorang pencuri, seorang pembunuh itu ada, maka itu tidak ada artinya.
“Kalau misalkan Amerika peduli terhadap Palestina, seharusnya yang pertama kali dilakukan adalah menghilangkan Israel atau tidak mengakui Israel itu secara politik,” tegasnya.
Ia mengatakan, masalah utama yang dihadapi oleh Palestina adalah karena ketiadaan pembela Palestina yang hakiki.
“Ketiadaan pembela yang hakiki inilah yang akhirnya juga menyebabkan konsistensi dari keberadaan Israel itu masih ada hingga sekarang,” pungkasnya.[] Ade Sunandar