Berharap Lenyapnya Peredaran Miras dalam Sistem Kapitalisme Jelas Utopis

 Berharap Lenyapnya Peredaran Miras dalam Sistem Kapitalisme Jelas Utopis

Mediaumat.info – Pembina Mutiara Umat Institute (MUM) Puspita Satyawati mengatakan, berharap lenyapnya peredaran miras dalam kehidupan sistem kapitalisme jelas utopis.

“Berharap lenyapnya peredaran miras di kehidupan publik dalam sistem kapitalisme sekuler jelas sulit kalau tidak dikatakan utopis,” tuturnya dalam diskusi Miras Legal Bikin Miris Warga Jogja, Kenapa? di kanal YouTube TintaSiyasi Channel.

Pasalnya, jelas Puspita, dalam sistem kapitalisme yang mengadopsi demokrasi dalam pemerintahannya, tidak akan pernah menjadikan halal-haram sebagai standar kebijakan. Standar utama yang dirujuk adalah manfaat dan kepentingan.

“Ini pun bukan manfaat dan kepentingan rakyat secara umum, tetapi kepentingan oligarki yang dengan kekuatan modalnya mampu memengaruhi kebijakan,” beber Puspita.

Kuatnya kepentingan oligarki juga, menurut Puspita, terlihat dari mangkraknya RUU tentang Larangan Minuman Beralkohol (RUU Minol) di DPR RI. RUU ini bahkan sudah terkatung-katung hampir 10 tahun sejak diusulkan tahun 2015 lalu.

Menurut Puspita, salah satu alasan penolakan pihak yang kontra adalah terkait pemberian sanksi berat yang dikhawatirkan akan berdampak pada penerimaan pemasukan negara khususnya dari sektor pariwisata.

“Lagi-lagi alasan manfaat dan kepentingan yang menjadi patokan karena selain mengganggu pelaku bisnis minol swasta, juga mengganggu pemasukan negara,” ujarnya.

Lalu ia pun mengutip laporan Kementerian Keuangan yang menyebut penerimaan negara dari cukai minol tahun 2023 meningkat dan mencapai lebih dari 8 triliun.

“Apalagi sejak 1 Januari 2024 lalu cukai minol dinaikkan, tentu pemasukan negara menjadi lebih besar lagi,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *